Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Ghostbusters Afterlife", Tribute bagi Aktor Harold Ramis

7 Januari 2022   08:05 Diperbarui: 7 Januari 2022   08:07 3374
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa yang kiranya harus Penulis ceritakan untuk film Ghostbusters Afterlife? Hal ini cukup membingungkan bagi Penulis yang notabene bukan penggemar film-film bergenre horor. 

Walau kita tahu bersama bahwa Ghostbusters franchise bukanlah murni film bertemakan horor melainkan supranatural comedy. Jujur saja ketertarikan Penulis untuk film ini sangat minim mengingat betapa flop remake-nya di tahun 2016 lalu.

Awal cerita dimulai dengan adegan aksi kejar-kejaran antara tokoh misterius mengendarai mobil dan sosok hantu di sebuah kota. Hantu itu mengamuk dan menyerang mobil hingga membuat mobil terpelanting ke sebuah ladang. 

Tokoh misterius itu selamat dan ia berlari menuju rumah tua, ia kemudian menanti sang hantu guna menangkapnya dengan perangkap yang ia buat, namun usahanya tersebut gagal.

Alkisah sontak berubah ke dalam kehidupan sebuah keluarga dimana seorang Ibu bermama Callie (Carrie Coon) yang tak mampu membayar uang sewa bersama dua anaknya. 

Alhasil Callie memutuskan mengungsi untuk menjalani hidup baru ke rumah ayahnya (Egon Spengler) yang telah tiada di Summerville, Oklahoma atau kota yang mengawali kisah dari film ini.

Mereka lalu berbaur dengan kehidupan di tempat tinggal yang baru. Callie kemudian bertemu dengan Gary Grooberson (Paul Ruud) yang merupakan guru dimana anak perempuan Callie yaitu Phoebe (Mckenna Grace) bersekolah. 

Sedangkan anak sulung Callie yaitu  Trevor Spengler (Finn Wolfhard) memilih bekerja di restoran guna mengejar gadis impiannya. Hingga pada akhirnya mereka menemukan ada hal supranatural dan sesuatu yang besar akan terjadi di kota itu.

Setelah menonton Ghostbusters Afterlife, Penulis menilai film ini cukup menghibur dengan segala kekurangannya. Apa yang Penulis maksudkan ialah bahwa film Ghostbusters Afterlife sebetulnya membawa metode yang sama layaknya seperti Ghostbusters di tahun 2016 namun dengan kisah yang berbeda.

Kita tarik kebelakang dimana pada 2016 lalu Ghostbusters mencoba resep baru dengan menghadirkan tokoh pembasmi hantu dengan dengan sosok perempuan. Ide tersebut bisa dikatakan suatu terobosan, film itu mendapatkan respon yang baik dari kritikus akan tetapi tidak banyak publik menyukai konsep yang disajikan.

Sedangkan di Ghostbusters Afterlife ini, mereka kembali mencoba resep baru yaitu regenerasi. Memang membuat Ghostbusters Afterlife menghibur dan menyenangkan untuk disaksikan, apalagi dengan hadirnya Paul Rudd yang jenaka. Akan tetapi justru hal itu semua seolah memperlihatkan Ghostbusters tetap tidak bisa lepas dari pakemnya.

Dari apa yang Penulis perhatikan dari Ghostbusters Afterlife yaitu bagi penonton yang menyaksikan maka kita dibuat untuk bernostalgia dengan original Ghostbusters pada masa jayanya dahulu di tahun 1984 dan 1989.

Dalam cakupan jeda 32 tahun dimana zaman sudah 180 derajat berubah, tetapi unsur otentik dari Ghostbusters tetap dipertahankan hingga Ghostbusters Afterlife, semisal peralatan pembasmi hantu hingga mobil klasik Cadillac yang menjadi ciri khasnya.

Pakem yang dipertahankan untuk sebagian kalangan mungkin akan dinilai bagus guna menjaga sisi orisinalitas film lamanya, tetapi mungkin terbilang terlampau berlebihan jika menyaksikan adegan aksi dari film Ghostbusters Afterlife dilakukan oleh para remaja dan bocah.

Pada hakikatnya film Ghostbusters Afterlife tidak ditujukan sebagai sebuah film yang serius. Sebagaimana konsep regenerasi yang dibawakannya, maksud tujuan dari Ghostbusters Afterlife bukan sekadar untuk bernostalgia dan tujuan audensi yang lebih besar (semua kalangan umur) melainkan pula untuk memperkenalkan generasi baru kepada tokoh idola dari Ghostbusters seperti Dr. Peter Venkman (Bill Murray), Ray Stantz (Dan Aykroyd), Winston Zeddemore (Earnest Lee Hudson), dan untuk mengenang serta menghormati mendiang Harold Ramis yang memerankan tokoh Egon Spengler.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun