Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tujuan di Balik Serial Animasi Marvel "What If...?"

13 Agustus 2021   14:20 Diperbarui: 13 Agustus 2021   14:21 2450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Serial Animasi Marvel What If...? (Cinemags)

Sebagaimana masuk dalam fase 4 Marvel Cinematic Universe (MCU) tanggal 11 Agustus 2021 merupakan jadwal dari tayang perdana serial animasi Marvel berjudul "What If...?" yang dapat disaksikan di layanan streaming Disney+.

Sekilas dari serial perdana What If...? mengambil kisah serupa dengan yang terjadi pada film Captain America, namun dikemas dengan elemen multiverse.

Jika dalam film Captain America di tahun 2011 kita mengenal sosok Steve Rogers yang didaulat sebagai Captain America, maka dalam serial What If...? episode 1 memperkenalkan sosok Peggy Carter yang menjadi superhero dengan julukan "Captain Carter" atau alternate a.k.a varian wujud seorang wanita dari Captain America.

Penulis tidak ingin panjang bercerita karena serial animasi What If...? ini sendiri memang dibuat singkat per episodenya, sekitar kurang lebih 30-an menit. Hal yang paling menarik di episode 1 ini dari pengamatan Penulis ialah tidak ada sosok Loki didalamnya.

Setelah Penulis menontonnya, jujur saja bukan karena Penulis penggemar superhero Marvel menilai bahwa serial ini memang sungguh bagus baik kualitas animasi maupun ceritanya.

Jika Anda melihat film Spider-Man Into the Spider Verse yang bernuansa komik banget, maka di serial What If...? episode 1 Anda melihat serial animasi dengan nuansa komik 2D (dua dimensi) yang ditampilkan lebih elegan.

Dari segi cerita walau hampir mirip dengan peristiwa dalam film Captain America, tetapi serial What If...? ini cukup menyuguhkan sesuatu yang baru, seperti baju Iron Suit yang bernama "Hydra Stomper", diciptakan Edward Stark (bapaknya Tony Stark) untuk Steve Rogers guna membantu misi Captain Carter.

Walau dikemas secara singkat, animasi yang menyajikan Peggy Carter sebagai Captain Carter menurut Penulis jauh lebih sederhana ketimbang proses film serial The Falcon and The Winter Soldier yang menceritakan proses panjang transisi The Falcon menjadi suksesor Captain America berikutnya.

Dari perbedaan konsep cerita antara film Captain America dengan animasi Captain Carter berelemen multiverse ini Penulis menilai sama bagusnya. 

Penulis bisa bayangkan, andaikan kisah What If...? ini dijadikan sebuah projek panjang layaknya The Avengers (dari Ironman s.d Avengers Endgame) maka kita akan melihat sebuah opsi cerita sama luar biasanya dan banyak hal yang tak terduga.

Lantas apa maksud dibalik Marvel membuat serial animasi "What If...?" ini?

Bahwasanya ranah MCU selama berlangsung diisi oleh prediksi dan harapan para fans-nya. Sebagai gambaran bagaimana fenomenalnya serial Loki yang berakhir di bulan Juli 2021 kemarin.

Kita bisa amati, betapa menariknya cerita dari sebuah skenario yang dinaungi oleh varian Loki. Serial tersebut mampu membawa para fans untuk berimajinasi apa yang sebetulnya terjadi dalam serial itu dengan adanya TVA, Sylvie Lady Loki, varian Loki, dan tentu Kang The Conqueror.

Dengan kata lain, serial What If...? ini sebetulnya bukan saja upaya Marvel memperkenalkan multiverse dengan porsi ringan, tetapi mereka juga melakukan riset bagaimana publik terutama para fans superhero Marvel dihadapkan oleh sebuah skenario cerita yang berbeda untuk menjawab apakah mereka (publik) tertarik dan dapat menerimanya?

Riset bertajuk hiburan ini kelak suatu saat nanti mungkin akan mereka gunakan sebagai bahan ramuan projek-projek MCU yang akan datang dimana tokoh-tokoh projek Avengers (yang kita lebih dahulu kenal melalui layar lebar) secara perlahan tergantikan dengan sosok-sosok superhero Marvel baru dalam dunia multiverse.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun