Penulis juga menilai langkah atau cara Presiden Jokowi dalam menanggapi kritik BEM UI kurang tepat.
Upaya Jokowi agar menenangkan setiap pihak akibat unggahan tersebut Penulis memandang bukan itu yang seharusnya Jokowi lakukan berikut bukan pula dengan apa yang mahasiswa inginkan.
Gambaran ini Penulis amati sama persis Presiden Jokowi lakukan saat polemik Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) di KPK. Ketika itu Jokowi menghendaki agar tidak ada pemecatan 75 pegawai KPK yang tidak lulus TWK. Namun bagaimana realitanya di lapangan. Toh kisruh TWK pegawai KPK masih berlangsung entah kapan usai.
Apa yang Penulis tangkap dari kritik BEM UI ialah agar Presiden Jokowi menepati janji-janjinya, bukan hanya mendengarkan kritik tanpa makna maupun tanpa ada realisasi berarti. Karena sejatinya jika Jokowi bersikap seperti itu terus maka kritikan demi kritikan akan selalu menghampirinya.
Apa yang BEM UI sampaikan tujuannya agar Presiden Jokowi bangun dari tidurnya bahwa bangsa Indonesia kini bukan hanya sedang mengalami kesusahan akibat pandemi Covid-19 berkepanjangan, melainkan pula keterpurukan dalam hal demokrasi maupun perang melawan korupsi.
Presiden Jokowi boleh saja mengatakan bahwa ia kerap mendapatkan stigma negatif dari masyarakat terhadap dirinya. Oleh karena itu menurut Penulis seharusnya Jokowi menunjukkan bahwa penilaian itu salah dan selayaknya pula dibarengi oleh pembuktian dengan wujud kerja nyata, bukan sekadar mendengarkan dan cakap saja. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa saya (Jokowi) adalah pemimpin amanah dan rakyat Indonesia sudah tepat memilih pemimpin.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H