Sebagai orang awam, Penulis berpandangan andaikan saja jadi diganti maka pertanyaannya ialah apa dampak positif bagi kawasan tersebut?
Jika mengacu pada catatan sejarah, bukankah nama Kota Tua sudah mendeskripsikan bahwa lokasi tersebut merupakan bagian dari sejarah lahirnya Ibukota Jakarta?
Penulis coba menghimpun informasi mengenai Kota Tua, bahwasanya dahulu VOC membangun sebuah kota baru yang diberi nama Batavia ialah wujud penghormatan terhadap leluhur bangsa Belanda yaitu Batavieren. Dikarenakan wabah tropis dan epidemi di area ini pada akhir abad 17 hingga akhir abad 18, penduduk kemudian berpindah ke bagian selatan (kawasan Jalan Merdeka) karena dianggap lebih sehat. Kemudian pada tahun 1972, Gubernur DKI kala itu Ali Sadikin mengeluarkan dektret untuk menjadikan Kota Tua sebagai situs sejarah.
Dalam kaitannya penyebutan apakah itu Kota Tua ataupun Batavia Lama menurut Penulis tidak akan mengubah apa-apa. Kata "Kota Tua" sudah menjadi sesuatu yang ikonik bagi warga Jakarta. Hal berbeda jika pergantian nama diterapkan pada sebuah nama jalan yang mungkin akan membuat orang butuh waktu untuk beradaptasi.
Alasan agar memudahkan orang ketika mencari nama lokasi tersebut pun menurut Penulis ibarat sebuah guyonan. Apakah sebelumnya Pak Anies sudah terlebih dahulu mencoba googling menggunakan kata "Kota Tua"?
Penulis menilai rencana pergantian nama ini kiranya tidak perlu dilanjutkan, toh tidak ada urgensinya sama sekali dan sejarah mengenai Ibukota Jakarta sampai saat ini tercatat rapih. Anies sebaiknya lebih memfokuskan diri di masa-masa akhir jabatannya sebagai Gubernur untuk sekiranya mengejar apa yang belum ia realisasikan bagi Jakarta dan warganya ketimbang memikirkan sesuatu yang minim manfaatnya.
Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H