Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Setop Beri Kesan Vaksinasi Layaknya "Suntik Mati"!

5 April 2021   07:23 Diperbarui: 5 April 2021   08:03 541
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi Vaksinasi Covid-19 (Kompas)

Seperti kita ketahui bersama bahwasanya saat ini pemerintah sedang berupaya mengebut program vaksinasi Covid-19 guna melawan pandemi yang berlangsung di berbagai daerah di Indonesia.

Tercatat jumlah orang yang sudah menerima vaksinasi Covid-19 dosis pertama sampai hari ini, Minggu (4/4/2021), telah mencapai 8,6 juta lebih atau tepatnya 8.629.182 yang berarti bertambah 100.899 dari hari sebelumnya. Jumlah 8.629.182 ini berarti 21,40% dari target yakni 40.349.051.

Sementara jumlah warga yang sudah mendapat suntikan pertama dan kedua vaksin Covid-19, menurut Kementerian Kesehatan, sebanyak 4.014.401 orang atau bertambah 62.532 orang dari hari sebelumnya. Jumlah ini 9,95% dari target. - BeritaSatu

Harapan pemerintah kedepannya dengan berjalannya vaksinasi Covid-19 maka aktivitas masyarakat berangsur-angsur normal seiring roda perekonomian kembali berputar agar bangsa ini dapat segera bangkit pasca pandemi.

Namun dari pengamatan Penulis, yang jadi persoalan mengenai vaksinasi sekarang ini yaitu maraknya pemberitaan dari media yang kerap kali memberi kesan vaksinasi layaknya suntik mati.

Dari beberapa peristiwa dimana orang yang telah divaksinasi kemudian meninggal, Penulis melihat ada media menyoroti perihal vaksinasi Covid-19 seolah sebagai penyebab tanpa berupaya menelusuri lebih lanjut rekam jejak medis orang tersebut.

Alhasil secara tidak langsung media seperti memberikan pesan bahwa vaksinasi ini berbahaya karena menyebabkan kematian.

Jelas informasi-informasi seperti itu kiranya kurang elok mengingat pemerintah sedang berusaha keras agar program vaksinasi berlangsung sukses tanpa kendala. 

Apalagi dikabarkan bahwa pada bulan Juli 2021 ada rencana agar sekolah kembali melangsungkan pembelajaran tatap muka secara terbatas. Tentunya pemberitaan mengenai orang meninggal diduga pasca menerima vaksinasi maka menurut Penulis setidaknya akan mengurangi rasa percaya masyarakat yang mempertanyakan apakah vaksinasi Covid-19 ini aman.

Kemudian pemberitaan kurang elok tersebut dapat pula memberikan dampak psikologis rasa takut maupun mengurangi minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam program vaksinasi, sehingga dapat menghambat usaha pemerintah untuk mencapai target herd immunity sebesar 70 persen dari total penduduk Indonesia sebanyak 181 juta jiwa.

Yang paling ironis ialah pemberitaan kurang elok itu bisa dijadikan bahan berita bohong untuk meningkatkan antipati masyarakat terhadap program vaksinasi yang dipelopori oleh pemerintah.

Seyogyanya hal ini menjadi pembelajaran bagi media untuk tidak menggembar-gemborkan suatu peristiwa dengan judul yang kurang elok demi mengejar pembaca. Lepas dari fakta bahwa orang itu meninggal pasca vaksinasi, paling tidak media dapat lebih bijak memberitakannya.

Pemerintah seharusnya pula aware mengenai ini dan mengkomunikasikannya ke pihak media agar mendukung program vaksinasi agar sukses terlaksana dengan cara membangun optimisme publik agar percaya dan mau divaksin Covid-19. 

Mengingat hal ini penting kedepan bahwasanya vaksinasi Covid-19 akan menjadi suatu hal yang umum manakala masa imunitas tubuh dari program vaksinasi habis maka orang tersebut perlu divaksinasi ulang.

Sebagai mahluk beragama sejatinya kematian itu suatu yang mutlak dan pasti akan menghampiri setiap manusia sebagai tanda akan kebesaran Allah ta'ala. Kematian tidak dapat ditunda maupun dihentikan bilamana sampai manusia pada ajalnya. Banyak macam penyebab kematian apakah itu dari usia, penyakit, kecelakaan, dan lain-lain sebagainya. Namun bagaimanapun penyebabnya, kita harus percaya bahwa kematian merupakan kuasa maupun kehendak Allah ta'ala.

Mari bersama sukseskan program vaksinasi agar pandemi segera usai dan kehidupan kembali normal sediakala.

Demikian artikel Penulis. Mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun