Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Salah Kaprah Duda/Janda Lebih Berpengalaman

14 Oktober 2020   09:26 Diperbarui: 14 Oktober 2020   09:31 1483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilistrasi Duda dan Janda (Riau24)

Siapa sih yang tidak ingin bahtera rumah tangganya kandas atau merasakan perceraian? Penulis yakin kiranya tidak ada satupun manusia yang menginginkan hal tersebut terjadi kepadanya.

Akan tetapi, bagaimana jikalau garis hidup berkata lain dan Anda suatu ketika dalam posisi harus menghadapinya atau membuat keputusan sulit dengan opsi pilihan bercerai dengan individu maupun berpisah dengan keluarga yang selama ini Anda sayangi dan cintai. Dan setelah melalui proses di Pengadilan Agama pasangan tanpa titik temu maka resmi sudah seseorang berstatus Duda atau Janda.

Ketika Anda mengucapkan janji suci sehidup semati dengan pasangan Anda, apakah terbesit dipikiran bahwa Anda akan hidup bersama dengannya selamanya? Mungkin diawal-awal tahun pernikahan. 

Selang beberapa tahun pernikahan, hadirnya anak, lika-liku kehidupan, lalu timbulnya konflik dalam rumah tangga, sesuatu yang lumrah ditemui. Orang bilang konflik itu ibarat bumbu dalam hidup berumahtangga biar lebih berasa, tetapi kalau bumbunya kebanyakan tentu membuat makanan tidak enak juga kan?

Lepas dari betapa bahagianya perjalanan hidup keluarga saat ini, bahwa dibaliknya terbesit tantangan akan bagaimana upaya mempertahankannya dan seiring waktu tantangan itu kian besar dikarenakan manusia kerap berubah dan tak terduga.

Pasangan yang pacaran bertahun-tahun sebelum menikah tidak menjamin bahwa bahtera rumah tangganya akan berhasil langgeng tanpa konflik. Bahkan pasangan yang hidup bersama bertahun-tahun pun dalam jalinan pernikahan masih rawan atau masih memungkinkan berpisah.

Sebagai gambaran, Penulis sekadar menceritakan pengalaman pahit akan orang lain dimana jalinan puluhan tahun bahtera rumah tangga mereka kandas disaat kedua pasangan sama-sama telah berumur renta. Lantas siapa yang dapat menduganya? 

Keluarga itu merupakan privasi masing-masing dimana tidak ada legitimasi untuk orang luar tahu persoalan dalam rumah tangga. Hanya orang-orang bodohlah yang mengumbar dan mengeksposnya keluar.

Lantas pertanyaannya jikalau terjadi perceraian, apakah benar mereka (duda/janda) yang mengalami kandasnya pernikahan dapat dikatakan lebih berpengalaman?

Dalam berkeluarga tidak ada istilah "lebih berpengalaman". Bagi individu yang mengikat janji suci untuk selalu setia dalam kondisi suka duka bersama pasangannya atau menikah atau membangun bahtera rumah tangga maka pada hakikatnya mereka berdua sama-sama sedang membuka lembaran baru dalam hidupnya.

Kandasnya pernikahan sebelumnya tidak lakunya Curriculum Vitae saat Anda sedang melamar pekerjaan. Berkali-kali Anda menikah dan kemudian bercerai, tidak menjadikan Anda lebih hebat tetapi justru orang lain yang mengetahuinya akan mempertanyakan karakter Anda. Gagal kok malah bangga?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun