Logis saja kalau sekelas Djoko Tjandra memiliki akses kartu ajaib keluar masuk Indonesia sekehendaknya, apa mungkin para buronan kasus kakap yang lain memilikinya.
Ini akan jadi pertanyaan yang musti dijawab nantinya, apakah pelarian para buronan tersebut merupakan sebuah skema yang telah direncanakan.Â
Bagaimana tidak ketika status terperiksa menjadi seorang tersangka dan kemudian dicekal untuk ke luar negeri, mereka sudah ancang-ancang seolah tahu lebih dahulu mencari tempat perlindungan. Apa mungkin, ada pula keterlibatan oknum-oknum terkait sehingga para buronan tersebut bak seorang cenayang?
Secara kesimpulan, tertangkapnya Djoko Tjandra ini bukan sebuah kemenangan yang perlu dirayakan. Justru kita selayaknya harus bersedih. Dibalik gaung tertangkapnya Djoko Tjandra sebagai upaya penegakan hukum dan membuktikan hukum di Indonesia bisa diandalkan, nyatanya masih begitu besar celah-celah hukum di Indonesia yang perlu ditambal disana sini. Semoga saja kedepannya ada perbaikan signifikan.
Akan tetapi mau bagaimana lagi, beginilah pahitnya realita hidup. Para buronan berdasi bisa tertawa menghindari pengadilan dunia. Kita boleh kecewa, kita boleh pesimistis, tetapi ingat sayangnya kelak mereka semua itu akan diadili seadil-adilnya oleh Allah ta'ala.Â
Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.Â