Kemudian reklamasi Ancol dan Dufan yang dikatakan Anies berbeda dengan reklamasi 17 pulau yang dimanfaatkan untuk kepentingan komersial pun dipertanyakan.
Kenapa? Bukankah Ancol dan Dufan juga merupakan objek komersial dimana mencakup kawasan hunian (apartemen) dan pusat rekreasi (wahana Dunia Fantasi dan Pantai Ancol)?
Lalu pertanyaannya apa yang berbeda? Sekalipun rencana perluasan Ancol salah satunya adalah pembangunan Museum Sejarah Nabi, konteks pembangunan tersebut tujuannya ialah untuk menambah okupansi kunjungan wisata masyarakat ke Ancol dan Dufan. Apakah itu kalau bukan dinamakan tujuan komersial juga pada akhirnya?
Lantas terkait polemik reklamasi Ancol ini, apakah Anies Baswedan masih layak disebut "Gubernur Rasa Presiden"?
Penulis kira bagi pendukung fanatik Anies Baswedan tidak akan terpengaruh dengan polemik reklamasi Ancol dan Dufan. Sekalipun Anies dikatakan ingkar janji, sebagian pihak tidak akan peduli, membelanya, dan setia menyanjung setiap langkah apa yang Anies lakukan bagi Jakarta. Coba saja perhatikan akun IG-nya.
Prihal reklamasi Ancol dan Dufan ini sekiranya juga tidak akan terlalu berpengaruh kepada posisi Anies sebagai Gubernur. Polemik reklamasi Ancol dan Dufan sekadar sedikit mengurangi citranya di mata publik sebagai gambaran pemimpin yang tidak amanah.
Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H