Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Terkait Reklamasi Ancol, Apakah Anies Baswedan Masih Gubernur Rasa Presiden?

12 Juli 2020   15:50 Diperbarui: 12 Juli 2020   15:46 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Polemik reklamasi Ancol (Detiknews)

Setelah ramai diberitakan, pada akhirnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan buka suara terkait polemik reklamasi kawasan Ancol dan Dufan yang ia teken dalam surat Keputusan Gubernur (Kepgub) Nomor 237 Tahun 2020.

Anies berkata bahwa reklamasi (kawaaan Ancol dan Dufan) ini merupakan upaya untuk melindungi warga Jakarta dari bencana banjir yang menjadi permasalahan klasik Ibukota Jakarta.

Sebagaimana ia utarakan dalam video yang diunggah di Akun Youtube Pemprov DKI.

"Proses (pengerukan waduk) ini sudah berlangsung cukup panjang bahkan menghasilkan lumpur yang amat banyak, 3,4 juta meter kubik. Lumpur ini kemudian dimanfaatkan untuk pengembangan kawasan Ancol. Jadi ini adalah sebuah kegiatan untuk melindungi warga Jakarta dari bencana banjir."

Anies juga berunjar bahwa reklamasi Ancol dan Dufan berbeda dengan yang (reklamasi 17 pulau) sebelumnya yang dimanfaatkan untuk kepentingan komersial.

Sontak sikap Anies yang berpaling ini menuai banyak kritik, tak sedikit netizen yang menanggapi bahwa Anies telah ingkar janji akan kampanyenya dahulu untuk menghentikan reklamasi dengan dalih menyengsarakan para nelayan.

Bentuk kekecewaan itu kemudian berkembang dalam bentuk tagar "Reklamanies" sebagai sindirian terhadap sosok Anies yang dinilai berbohong dengan melontarkan kata-kata manis.

Menurut Penulis pribadi, memang apa yang diutarakan Anies yang memandang reklamasi Ancol dan Dufan ini sebagai upaya melindungi warga Jakarta dari bencana banjir jelas tidak masuk di akal.

Bukan lagi rahasia bahwa sebagian wilayah Ibukota Jakarta terletak dibawah permukaan air laut dan setiap tahun persentasenya kian bertambah. Curah hujan yang tinggi, sistem drainase yang buruk, serta ketidakdisiplinan warga membuang sampah pada tempatnya merupakan beberapa faktor yang menyebabkan banjir yang terjadi di Jakarta semakin parah.

Gambaran diatas tentu saja memposisikan dalih reklamasi Ancol dan Dufan untuk melindungi warga Jakarta dari banjir omong kosong belaka. Dikarenakan jelas pemanfaatan lumpur hasil keruk untuk pengembangan kawasan Ancol dan Dufan lebih kepada alasan pembenaran dimana bisa saja lumpur tersebut dimanfaatkan untuk hal yang lainnya (tidak terkait reklamasi).

Anies juga seperti memposisikan dirinya bahwa ia tidak paham dengan masalah pokok banjir yang terjadi di Jakarta. Reklamasi Ancol dan Dufan dipandangnya sebagai solusi banjir Jakarta merupakan hal yang mengada-ngada. Apakah warga Jakarta harus menunggu dahulu proyek perluasan Ancol dan Dufan selesai agar tidak kebanjiran?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun