Bukankah hal tersebut pada akhirnya justru berbalik dan berimbas kepada atau dapat mendiskreditkan selaku Presiden pribadi karena ia dipandang tidak kompeten dalam memilih sosok menterinya?
Ataukah memang ada pihak lain yang berharap atau ingin mendorong Jokowi untuk segera merealisasikan hal tersebut? Mungkinkah ada pihak yang menginginkan ada kisruh terjadi di dalam koalisi lantaran ancaman menterinya kelak diganti oleh Jokowi?
Jika kita telaah lebih lanjut pernyataan keras Jokowi itu lebih tertuju kepada kinerja menteri, yang dalam artian bukan sesuatu yang fatal dan masih sangat memungkinkan para menteri untuk memperbaiki kinerjanya sesuai ekspektasi Presiden.
Apalagi masa jabatan para menteri di kabinet Jokowi masih tergolong singkat, jalan 9 bulan dan tidak dipungkiri wabah pandemi Covid-19 membuat segala sesuatunya berjalan diluar rencana.
Lagian secara logis, bilamana ada menteri yang direshuffle oleh Jokowi maka apakah sang mantan menteri kemudian jatuh miskin dan hidup susah? Kiranya tidak.
Apakah dengan mereshuffle menteri bisa menjadi jaminan atau dapat dikatakan sebagai formula agar mendapati hasil sesuai harapan? Kiranya juga tidak.
Lantas urgensi apa yang kiranya mampu memprakarsai Jokowi untuk segera mereshuffle susunan kabinetnya kalau begitu? Kalau bukan isu reshuffle ini hanya mengada-ngada dan hanya ingin mengetes sampai mana nyali Presiden Jokowi untuk mereshuffle menterinya.
Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H