Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Satire Film Green Zone dan Pentingnya Klarifikasi di Era Serba Abu-abu

25 Juni 2020   19:44 Diperbarui: 25 Juni 2020   19:35 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi berita hoax (123RF)

Apa Anda sudah menonton film Green Zone? Ya film produksi tahun 2010 ini dan dibintangi oleh aktor terkenal Hollywood yaitu Matt Damon menceritakan kisah dari sosok sentral seorang prajurit Amerika Roy Miller yang sedang bertugas pasca invasi Amerika ke Irak.

Film Green Zone membawa isu yang kala itu memang menjadi buah bibir akan alasan mengapa sampai Amerika menyerang Irak yang dipimpin Saddam Hussein tidak lain disebabkan oleh isu senjata pemusnah massal atau disebut WMD (Weapon Mass Destruction).

Dalam cerita Green Zone, Roy Miller yang merupakan pimpinan MET (Mobile Exploitation Team) ditugaskan untuk mencari WMD. Namun dari informasi intelegen yang diberikan, Roy bersama timnya sama sekali tidak menemukan WMD di lokasi yang dituju.

Diliputi rasa penasaran dan frustasi akan WMD, seorang warga Irak bernama Freddy menghampiri Roy dengan memberikan bahwa salah satu panglima tertinggi Saddam Hussein yaitu Jenderal Mohammed Al Rawi sedang menggelar pertemuan rahasia. Roy, Freedy berikut tim berusaha menyergap Al Rawi dan koleganya namun mereka gagal dan hanya menangkap orang kepercayaan Al Rawi, Seyyed.

Dari informasi yang Seyyed berikan, Roy dibantu CIA kemudian menelusuri untuk mencari kebenaran akan WMD.

Untuk sebagian orang yang menonton Green Zone mungkin menganggap bahwa film ini hanya berfokus pada upaya Amerika menggulingkan diktator Saddam Hussein.

Namun jika ditelaah lebih lanjut, Green Zone merupakan sebuah satire terhadap cacatnya fungsi intelegen dimana mereka memberikan informasi yang salah sehingga Amerika memutuskan menginvasi Irak. Faktanya hingga sekarang wujud rupa dari WMD tak pernah ditemukan.

Yang lebih memprihatinkan lagi ialah tidak ada upaya klarifikasi akan apakah akurat informasi intelegen tersebut. Dalam cuplikan film Green Zone ketika Roy bertemu Jendral Al Rawi untuk mengajaknya mengkonfirmasi bahwa isu WMD merupakan kabar bohong, sang Jendral pun menolaknya dan menyentil sikap Amerika karena kalian (Amerika) menginginkannya (berperang). Hingga pada akhir film terdapat potongan dimana Roy sedang berpatroli dan melintasi sebuah kilang minyak di Irak.

Berbicara mengenai informasi, blogger sebagai agen perubahan punya peran untuk memberikan maupun menyampaikan informasi secara akurat. Memang betul blogger tidak ada kaitannya dengan media mainstream atau kalangan jurnalistik dimana umum kebanyakan selain informasi, blogger menyertakan opini (bebas) pribadi dalam menanggapi suatu kabar atau isu yang sedang ramai dibicarakan.

Akan tetapi opini pun perlu dilandasi oleh informasi yang benar, dibarengi data, dan analisa yang kuat, bukan sekadar obrolan ngalor ngidul di warteg kemudian dipublish kemudian jadi konsumsi publik. Jelas hal tersebut sama saja dengan upaya menjerumuskan publik.

Suatu ketika Penulis pernah berdiskusi dengan Mas Isjet perihal tanggung jawab sebagai blogger. Dalam percakapan itu Penulis menanyakan apa yang perlu blogger lakukan bilamana ia mengetahui bahwa informasi yang ia publish ternyata salah?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun