Dalam dua bulan kedepan tepatnya pada bulan April 2020, jika sesuai jadwal maka developer gim asal Jepang Square Enix akan merilis salah satu gim dari franchise tersukses mereka yaitu Final Fantasy 7 : Remake.
Sekilas gim ini menceritakan kisah dari petualangan seorang tokoh mantan prajurit super (SOLDIER) bernama Cloud Strife. Cloud dan rekan-rekannya berusaha menghentikan kehancuran di muka bumi yang disebabkan oleh mentor sekaligus musuh bebuyutannya, Sephiroth.
Sedangkan Final Fantasy 7 : Remake merupakan adaptasi dari gim dengan tema yang serupa, yang telah rilis kurang lebih dari 20 tahun yang lalu ini.Â
Dengan teknologi animasi 3D dan perangkat muktahir terkini, Square Enix membuat versi "remake" dimana gim tersebut tetap membawa jalan cerita yang sama akan tetapi tampil dengan kualitas grafik serta efek animasi yang mumpuni.
Menurut isu yang beredar, gim ini dikabarkan sekurang-kurangnya akan memakan media penyimpanan hingga 100GB!
industri kreatif gim bukan sebatas merujuk pada ide dan pengembangan semata, namun dalam industri turut mengimplementasikan "reinkarnasi" terhadap produk kreatifnya.
Lalu apa yang penulis ingin sampaikan di sini? BahwasanyaApa yang diartikan dengan reinkarnasi penulis maksudkan?
Bisa dikatakan Final Fantasy 7 adalah produk jadul. Namun dengan dirilisnya tema "remake", modal utama ini bukan hanya bertumpu pada sisi nostalgia agar menarik para pemain generasi lama maupun keingintahuan pemain generasi baru, melainkan pula mengikuti perkembangan teknologi baik sisi perangkat (PC, Console, gadget) dan tentu kemampuan pengolahan grafik saat ini.
Boleh jadi orang akan berkata, loh kalau ceritanya sama, ngapain dimainin? Di situlah kekuatan dari industri gim.
Walau Anda katakan gim itu barang busuk sekalipun, nyatanya orang akan tetap memainkannya karena bermain gim merupakan sarana hiburan. Dengan implementasi grafik dan efek mumpuni, maka Final Fantasy 7 : Remake ini akan memberikan experience baru kepada pemain.
Pertanyaan selanjutnya, "Kok bisa?"
Anda kenal permainan Zuma Marble, Tetris, Sonic, Mario Bros, dan berbagai gim-gim jadul yang pernah Anda mainkan sebelumnya? Coba cek di internet maupun di gim store smartphone Anda dari list gim-gim tersebut. Jangan heran bilamana gim-gim itu hadir kembali walau ada beberapa dengan wujud lamanya.Â
Apakah membosankan? Tidak. Bahkan para pemain tidak segan mengeluarkan budget besar demi gim tersebut, di mana gim-gim saat ini menerapkan "in-app purchases".
Bilamana kita berbicara industri gim maka kita tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi industri gim Tanah Air sangat jauh tertinggal. Namun bukan berarti dengan kita tertinggal kita tidak bisa bangkit untuk mengejar.
Pada kenyataannya, jika industri gim tanah air mau berkembang lebih maju maka penulis sarankan mengapa tidak mengembangkan suatu gim di mana memiliki konsep serupa.
Sebagai gambaran, Anda tahu Counter Strike? Gim bergenre 1st action shooting pada hakikatnya merupakan gim sederhana di mana para pemain saling beradu dalam mode peperangan agar menang. Sederhana bukan?
Akan tetapi coba kita lihat dengan scope besar. Bagaimana sederhananya gim tersebut diimplementasikan kepada gim-gim lain bergenre sama, contoh seperti Call of Duty Mobile, PUBG, Free Fire, dan lain sebagainya.
Konsepnya serupa! Tetapi coba Anda perhatikan seksama berapa jumlah penggunanya. Jutaan dan melingkupi seluruh wilayah di muka bumi ini. Kenapa bisa demikian? Faktor perkembangan teknologi, salah satunya dengan hadirnya "internet" memungkinkan cakupan untuk mengeruk keuntungan lebih besar.
Lebih jauh dari itu, industri gim kini sudah memasuki level baru yaitu "sportaintment". Di mana gim bukan lagi fokus pada sarana hiburan, tetapi kini dipertandingkan dalam event-event besar, seperti pada Asian Games 2018 lalu maupun event-event akbar bertajuk gim.
Mereka yang memiliki keahlian di bidang gim masing-masing kini berlabel "atlet eSports" dan diperlakukan layaknya karyawan. Profesi komentator pun tidak hanya merujuk pada event olahraga tetapi kini ada komentator di bidang gim, dan masih banyak perkembangan lainnya.
Apa yang ingin penulis sampaikan bahwasanya industri kreatif memiliki prospek yang besar di masa depan. Seiring perkembangan zaman dan teknologi, industri kreatif ini akan berevolusi terus dan terus. Alangkah sayang bilamana prospek yang begitu besar itu tidak diikuti dengan perkembangan industri kreatif di Tanah Air.
Semoga hal ini menjadi inspirasi dan ide untuk negeri ini bangkit bahu membahu agar industri kreatif Tanah Air lebih maju. Demikian artikel penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H