Ketiga. Ada pepatah mengatakan, "seribu teman kurang, satu musuh kebanyakan". Indikasi ini merujuk kepada "mungkinkah" ada pihak yang berencana untuk menjatuhkan?
Tentu ini perlu ditelusuri bagaimana atmosfer di Garuda Indonesia saat ini, apakah AA merupakan sosok yang disegani atau tidak? Bagaimana iklim kerja di Garuda Indonesia, apakah produktif atau tidak? Maupun kondisi yang lain yang mengarahkan.
Dalam sebuah perusahaan tidak hanya yang "bonafide", unsur ketidaksenangan antar satu pihak kepada pihak lainnya bukanlah hal tabu dimana poin untuk meraih hasil yaitu "prestasi". Senggol sana senggol sini itu hal yang lumrah, bahkan dinding pun seolah dapat mendengar.
Kenapa Penulis bisa menyimpulkan demikian? Karena bisa Anda lihat dengan mata kepala sendiri bahwa skema ini memang terbentuk. Secara kebetulan, Menteri BUMN baru yaitu Erick Tohir dimana punya tugas pokok membenahi armada BUMN. Kemudian prihal karangan bunga? Kenapa Penulis jadi ingat kasus penolakan Ahok di Pertamina dimana ujuk-ujuk ada pihak yang sontak keberatan soal itu. Lalu prihal video "Ferrari" di maskapai Garuda Indonesia, kok baru sekarang munculnya?
Lepas dari itu semua. Mari kita bersama-sama tunggu bagaimana cerita akhir skandal yang terjadi di Garuda Indonesia ini. Semoga menuju hal yang baik dan produktif. Kembali artikel ini hanya buah dari pemikiran, tinggal kepada bagaimana Anda menyimpulkan. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H