Setelah mendulang sukses pada prequel Wreck-It Ralph di tahun 2012, di penghujung tahun 2018 Ralph berikut sahabatnya Vanellope kembali menyajikan petualangan baru pada sequel berjudul Ralph Breaks the Internet. Kisah dua sahabat ini bermula pada insiden yang terjadi di tempat bermain gim arcade Mr. Litwak dimana stir kemudi gim arcade Sugar Rush tempat Vanellope berasal patah dikarenakan ulahnya sendiri.
Sayangnya perusahaan pembuat gim arcade Sugar Rush telah bangkrut dan harga stir kemudi gim tersebut melalui mesin pencaharian di internet sangatlah mahal, alhasil mau tidak mau Mr. Litwak memutuskan untuk menonaktifkan gim arcade Sugar Rush yang membuat para penghuni gim itu tunawisma.
Tak tega melihat Vanellope dan penghuni gim arcade Sugar Rush kebingungan mencari tempat tinggal, Ralph mencari cara untuk membantu mereka. Secercah ide ia dapatkan, Ralph mengajak Vanellope mencari stir kemudi gim Sugar Rush dengan berselancar internet melalui sambungan router Wifi milik Mr. Litwak yang baru dipasang. Dan petualangan mereka berdua merambah dunia internet pun dimulai.
Sekilas diatas merupakan kisah pembuka dari film animasi Ralph Break the Internet. Film yang berdurasi lebih dari satu setengah jam ini menyajikan cerita yang menarik disertai tokoh-tokoh animasi lain yang menghibur.
Kapasitas dari film animasi ini memang tidak mengulas secara real dunia internet seperti apa, namun hal tersebut kiranya dapat dimaklumi disebabkan konten yang dimuat pada film ini memang diperuntukkan bagi kalangan anak-anak dan remaja.
Dibalik kisah petualangan Ralph dan Vanellope berselancar di dunia internet, film ini sebenarnya berupaya menunjukkan sisi moral mengenai arti persahabatan. Premis dari film ini tertuju pada dua situasi dari kedua tokoh utama yaitu Ralph dan Vanellope.Â
Ralph merasa bahwa hidupnya sempurna dan ia sangat menikmatinya. Sebagai tokoh jahat (pada gim), kini keadaannya 180 derajat berubah dimana ia disegani oleh para penghuni game Wreck-It Ralph dan memiliki sahabat baik seperti Vanellope. Sedangkan situasi yang Vanellope rasakan justru sebaliknya, Vanellope merasa jenuh dengan keadaan yang monoton dan ia menginginkan tantangan yang baru.
Petualangan mereka ketika berselancar ke dunia internet pun lambat laun menumbuhkan konflik diantara keduanya. Ralph yang bersikeras menginginkan kehidupan yang kembali normal cenderung possesif terhadap Vanellope. Sedangkan Vanellope yang ingin kehidupan baru merasa bingung bagaimana mengutarakan kepada Ralph karena khawatir ia marah dan kecewa. Ego dari masing-masing pribadi pun berujung perpecahan, persahabatan yang lama keduanya telah rajut seketika itu usai.
Berbicara mengenai persahabatan atau pertemanan tak hanya digambarkan dalam film Ralph Break the Internet begitupun dalam realita kehidupan memang acapkali disalahartikan. Persahabatan atau pertemanan kerap diterjemahkan seperti sesuatu hubungan yang intens yang tak dapat dipisahkan layaknya sendok dan garpu.Â
Padahal persahabatan atau pertemanan tak demikian adanya, sekiranya makanan yang berbeda maka alat makan yang digunakan pun berbeda layaknya saat kita makan steak daging maka sendok pun berganti menjadi sebilah pisau makan. Pada hakikatnya realita hidup masing-masing manusia bisa jadi berubah, tetapi tetap sampai kapanpun persahabatan dan pertemanan itu akan tetap terjalin.
Persahabatan bukan layaknya Romeo dan Juliet, apa kiranya bila sahabat tewas maka pribadi ikutserta menyusulnya? Masing-masing memiliki hidup dan masing-masing punya pilihan dalam memutuskan. Sahabat tak harus selalu serba sama, perbedaan seharusnya membuat hidup ini lebih indah bukan malah mengundang pertikaian dan menimbulkan perpecahan.