"Era ekonomi kreatif harus menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia", sekilas kalimat tersebut merupakan pesan yang Presiden Jokowi sampaikan pada saat membuka Temu Kreatif Nasional dan meresmikan Indonesia Convention Exhibition (ICE) di bulan Agustus 2015 lalu.
Selaras dengan apa yang telah Presiden Jokowi sampaikan bukanlah sembarang isapan jempol semata, berdasarkan data Badan Ekonomi Kreatif tercatat sektor ekonomi kreatif pada tahun 2015 mampu memberikan kontribusi sebesar 7,38 persen terhadap total produk domestik bruto atau sekitar Rp.852,2 triliun.Â
Tiga sub sektor ekonomi kreatif menyumbang nilai cukup besar, yaitu kuliner sebesar 41,69 persen, fashion sebesar 18,15 persen, dan kriya (kerajinan tangan) sebesar 15,70 persen. Kemudian ada 4 sub sektor yang diprediksi akan berkembang, antara lain film dengan nilai pertumbuhan 10,28 persen, musik 7,26 persen, arsitektur 6,62 persen, dan permainan (gim)Â 6,68 persen.
Menanggapi betapa besarnya potensi ekonomi kreatif tanah air serta manfaatnya bagi laju perekonomian Indonesia, Bekraf selaku pihak yang bertanggungjawab terhadap ekonomi kreatif senantiasa untuk terus mendorong dan turut serta memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif untuk dapat berkembang dan menunjukkan karyanya kepada khalayak umum. Salah satu support yang diberikan oleh Bekraf dalam mewujudkannya yaitu dengan diadakannya acara Bekraf Game Prime 2018 di Ruang Expo Balai Kartini, Jakarta Selatan.
Pada Minggu 15 Juli 2018, untuk kedua kalinya di tahun berbeda Penulis menghadiri pameran ini. Menurut pandangan Penulis, Bekraf Game Prime sendiri merupakan sebuah event besar dan kesempatan unjuk gigi bagi pengembang gim lokal untuk mempresentasikan karya-karya mereka, di lain pihak kita sebagai pengunjung dapat bebas mencoba memainkan seperti apa gim-gim tanah air kembangkan dan turut serta menilai seberapa baik dan bagusnya konsep gim tersebut. Diantara para pengembang gim, turut pula disertakan industri ekonomi kreatif bidang lainnya seperti komik, art, kompetisi e-sport tanah air, dan lain-lain sebagainya.
Perhatian Penulis tertuju pada sisi timur ruang event dimana tersedia begitu banyak bean bag (tempat duduk santai) dan beberapa kursi pijat elektrik untuk para pengunjung, kemudian panggung ukuran sedang berikut layar besar untuk pelaksaan kompetisi gim esport Mobile Legend. Terdapat pula beberapa stand-stand komik tanah air di salah satu sisi ruang event.
Bagi yang berminat dan ingin tahu lebih banyak mengenai hobi Gunpla pun dapat ikut bergabung ke Fanbook mereka, beberapa pertanyaan diajukan untuk mengetahui seberapa tingkatan pengetahuan anda mengenainya. Tepat disamping stand komunitas Gunpla Freedom Club Indonesia, terdapat stand dimana pengunjung dapat melihat bagaimana proses perakitan Gunpla serta menjual aneka macam Model Kit Gunpla serta pernak pernik dalam merakitnya.
Stand tersebut merupakan stand Indonesia Art Toys (@iat.id), stand ini menampilkan miniatur action figure maupun bentuk karakter lainnya berbahan epoclay. Pengerjaan pembuatan karakter dari epoclay tergantung seberapa besar kecil ukuran dan detailnya figur baik kreasi pribadi maupun pesanan pelanggan, untuk ukuran kecil (dimensi 10cm) lama waktu pembuatan memakan 2 - 3 hari pengerjaan. Sedangkan ukuran lebih besar (dimensi 20cm) maka lama waktu pembuatan memakan waktu lebih lama sekitar 1 - 3 bulan.Â
Harga untuk sebuah karya epoclay sendiri berkisar antara 1 juta hingga 5 juta, hal ini kiranya dapat dimaklumi karena kesemua pengerjaan dilakukan secara handmade dan penuh dengan dedikasi serta ketelitian.
Sekilas dari beberapa genre gim disajikan, diantaranya game VR (Virtual Reality), RPG (Role Playing Game), simulasi, adventure, visual novel, dan lainnya dari bermacam flatform seperti game console (Nintendo Switch, PS4, dll), mobile game (tablet, smartphone), maupun PC (Personal Computer) yang dipasarkan melalui aplikasi Play Store, iTunes, dan Steam.
Penulis pun menyempatkan diri sekadar bertanya kepada seorang programmer dari pengembang gim (Agate) mengenai hal ini, baginya kecanduan gim bukanlah sesuatu yang jangan terlalu dikhawatirkan karena menurutnya seiring bertambah dewasanya seseorang diikuti perubahan kehidupan maupun kesibukannya lama-lama interaksi pada gim akan turut berkurang.Â
Sepakat dengan apa yang programmer tersebut sampaikan, Penulis menegaskan bahwa interaksi sosial benar-benar wajib dibutuhkan untuk mencegah kecanduan gim. Gim pun sebenarnya punya potensi untuk disalurkan kepada hal-hal yang positif, namun hal tersebut tergantung kepada bagaimana pribadi memetakannya.
Lanjut setelahnya, Penulis kembali ke area Timur area pameran. Disini Penulis menyempatkan diri melihat stand gim lokal bertema 2D scroll horror adventure Incubo oleh pengembang HEHE GAMEZ dan gim bergenre shooting maze Project Retrograde oleh pengembang Freemergency. Walau punya unsur genre yang berbeda, kedua gim ini Penulis amati sangat menarik.
Sayangnya Penulis tidak dapat mendengarkan apakah ada backsound menegangkan mengiringi permainan. Menurut rencana gim ini akan di  release bulan Oktober 2018 mendatang.
Bagi pemain yang karakternya dapat survive terakhir maupun menghancurkan lawan hingga terdorong pada tembok pembatas ataupun balok berwarna merah maka ia akan menang. Sayangnya gim ini masih dalam uji pengembangan, belum diketahui kapan waktu release finalnya.
Dari apa yang telah Penulis amati melalui ajang pameran Bekraf Game Prime 2018 secara kesimpulan bahwa industri ekonomi kreatif Indonesia seiring waktu terus tumbuh dan berkembang.Â
Lahirnya pengembang gim baru, hadirnya gim-gim di berbagai flatform, serta bentuk aneka kreatif lainnya menandakan bahwa kreativitas anak-anak bangsa bahwa mereka punya kemampuan berikut kualitas yang tak kalah bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Semoga dengan diadakannya terus pameran-pameran seperti ini kedepannya mampu membangkitkan semangat kreativitas anak negeri yang lain dan memajukan perekonomian Indonesia. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
__
Galeri Foto:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H