Mengawali artikel ini tentu para pembaca tahu betul bahwa setiap usaha yang bergerak dalam bidang produksi dan jasa wajib melakukan promosi. Promosi adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan lini marketing dimana pelaku usaha menawarkan produk maupun jasa kepada konsumen agar tertarik. Sejatinya dalam kurun waktu tertentu pelaku usaha setidaknya mempersiapkan alokasi anggaran guna kegiatan promosi.Â
Kegiatan promosi merupakan sesuatu hal yang rutin dilakukan dan umumnya menawarkan sesuatu yang baru. Walau demikian hal serupa dibutuhkan kepada produk maupun jasa yang senantiasa "dibutuhkan" oleh konsumen.
Sebagai gambaran, semisal produk rokok, walau rokok ibarat sudah menjadi makanan pokok bagi para konsumennya namun promosi rokok terus berkelanjutan.
Sedangkan besar kecil anggaran promosi relatif tergantung dari seberapa luas audensi konsumen yang dituju. Namun perlu digaris bawahi disini bukan berarti anggaran yang besar maka semakin efektif langkah promosinya, anggaran yang kecil dapat pula efektif bilamana dilakukan secara efisien.
Oleh karena itulah promosi merupakan kegiatan yang amat vital dalam upaya mencapai target maka promosi memerlukan strategi yang matang dan tepat sasaran.
Membahas kegiatan promosi tentu ada kaitannya dengan istilah "Brand Ambassador". Brand Ambassador merupakan penyebutan kepada sosok dimana dipandang mampu mempresentasikan produk maupun jasa dari brand atau merk agar antusiasme konsumen meningkat.Â
Fokus dari fungsi Brand Ambassador adalah mengkomunikasikan (lebih intim) produk atau jasa yang ia bawakan melalui personalisasinya. Beberapa pelaku usaha menerapkan hal ini sebagai strategi bisnisnya, tak terkecuali para produsen smartphone.
Ya kehadiran Brand Ambassador di ranah dunia gawai menjadi hal yang lumrah di mata publik. Mereka (BA) didaulat oleh produsen telepon pintar dengan maksud agar produknya laku dipasaran melalui pesona yang dimiliki.
Tak sekadar mengiklankan, beberapa Brand Ambassador dituntut dapat melakukan interaksi secara berkala dengan produk telepon pintar dimaksud dalam aktivitas sehari-harinya.
Namun ternyata tak sedikit yang menanggapi secara miring hal di atas yang menilai Brand Ambassador layaknya penipu ulung, seperti "si A promosiin produk Android tetapi dalam kesehariannya si A gunakan produk iOS". Lalu apa yang menyebabkan timbulnya sikap skpetis publik terhadap Brand Ambassador?
Mengacu kepada apa yang terjadi, respon negatif publik kepada Brand Ambassador disebabkan oleh gagal pahamnya publik terhadap konteks "pekerjaan" selaku Brand Ambassador.