Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dinosaurus dan Titik Nadir Usaha Retail

14 Maret 2018   07:09 Diperbarui: 14 Maret 2018   09:43 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis yakin pembaca masih ingat prihal fenomena satu persatu bergugurannya gerai-gerai retail yang terjadi di tahun 2017 lalu. Tercatat beberapa gerai retail ternama memutuskan tutup seperti 7 Eleven, Lotus, Debenhams, dan lain-lain sebagainya. Walau umum penutupan gerai-gerai retail tersebut hanya terjadi di Jakarta, akan tetapi fenomena ini ditanggapi pula sebagai kejadian luar biasa karena juga terjadi di belahan bumi yang lain. Lantas, apa penyebabnya?

Dari kabar yang beredar bahwa disinyalir kuat turunnya daya beli masyarakat menjadi penyebab utama. Namun karena dunia usaha sangatlah kompleks, tak menutup kemungkinan faktor-faktor lain dibelakangnya terjadi seperti salah dalam mengeksekusi strategi, langkah preventif produsen guna menerapkan strategi di era Revolusi Industri 4.0, dan terjadinya peralihan budaya beli pada masyarakat dimana erat sangkut pautnya dengan massive-nya kehadiran gerai-gerai online dan jasa kirim antar barang.

Tentu hal ini menjadi sangat menarik dimana secara garis besar hadirnya "teknologi" sekarang ini dinilai sebagai kambing hitam dibalik gugurnya gerai-gerai retail satu persatu. Benarkah demikian atau memang sebenarnya gerai-gerai retail tersebut lambat dalam menanggapi adanya perubahan?

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa teknologi akan terus berkembang seiring eksistensi manusia di muka bumi. Teknologi hadir karena adanya manusia, teknologi merupakan hasil dari kreasi manusia. Teknologi ada karena adanya keinginan manusia untuk berkembang dan menjadi lebih baik. Tercatat dalam sejarah peradaban manusia, teknologi dari masa ke masa terus berkembang maka seiring itu pula peradaban manusia ikut pula maju.

Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia dapat beradaptasi dengan majunya teknologi dengan cara mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai gambaran singkat hadirnya ponsel menyebabkan matinya usaha warung internet dan warung telepon, namun hadirnya ponsel melahirkan usaha penjualan pulsa, pembayaran non tunai via mobile, dan lain-lain sebagainya.

Apa yang selalu dijual dari wujud teknologi ialah efektif (mudah) dan efisien (cepat), dimana dua kata tersebut merupakan gambaran dari manfaat serta konsekuensi yang manusia dapatkan ketika menerapkan teknologi. Ya benar apabila manusia menerapkan teknologi maka ia akan mendapatkan banyak manfaat, akan tetapi mengaplikasikan sebuah teknologi membutuhkan waktu (adaptasi), mengaplikasikan sebuah teknologi butuh biaya relatif besar, mengaplikasikan sebuah teknologi punya imbas atau dampak yang perlu diperhitungkan.

Dengan demikian sejatinya sebagai orang yang berkecimpung di dunia usaha tidak dapat hanya diam menerima keadaan, masuk ke dunia usaha setidaknya seseorang harus berorientasi ke masa depan, peka terhadap terjadinya perubahan, serta mampu melihat peluang. Kenapa harus? Karena bilamana tidak maka anda akan menjadi "dinosaurus" dimana anda akan punah dan hanya dikenang.

Pertanyaan terbesarnya adalah bukan apa yang teknologi dapat akibatkan melainkan apa yang bisa anda lakukan dengan memanfaatkan teknologi. Pada hahikatnya bahwa fenomena gugurnya gerai-gerai retail mungkin saja merupakan sebuah tahap peralihan peradaban manusia menuju era yang serba digital, konsep dimana apa yang ditampilkan di dunia maya lebih dominan ketimbang menghadirkan sesuatu secara fisik. Jangan terlalu khawatir, karena mungkin dibalik itu  semua tersimpan peluang emas yang masih perlu digali. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun