Perlu anda ketahui kejahatan seksual dapat terjadi ketika dua insan secara konstan menjalin hubungan atau disaat berpacaran, tanpa sadar banyak remaja umumnya wanita yang tidak tahu bahwa dirinya merupakan korban dari kejahatan seksual. Segala bentuk persuasif disaat berpacaran yang mengandung unsur konten seksual merupakan kejahatan seksual, namun didasari atas suka sama suka menjadikan kejahatan seksual samar.
"Sekali martabat jatuh maka takkan mungkin kembali."
Disini peran orang tua sangatlah penting, orang tua harus pandai dalam mengayomi anaknya mengenai apa itu arti hubungan sebenarnya. Pacaran bukan berarti anak anda menggadaikan martabatnya, menjadikan bagian tubuhnya objek layaknya hidangan utama bagi individu yang bukan haknya. Orang tua harus terus berada disamping (mengawasi) anak sebagai sosok pelindung, sosok dimana anak dapat bercerita dan berkeluh kesah. Jangan sampai orang lain lebih mengetahui anak anak, sedangkan anda sebagai orang tua sebaliknya.
Maraknya kejahatan seksual bukanlah waktunya kita mencari siapa yang akan dikambinghitamkan, momentum ini adalah waktu dimana kita bersama-sama melakukan yang terbaik dalam upaya menyelesaikannya. Apa yang telah terjadi memang tak bisa dielakkan namun jangan kita hanya berdiam diri. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi. Terima kasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H