Mohon tunggu...
Reno Dwiheryana
Reno Dwiheryana Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger/Content Creator

walau orang digaji gede sekalipun, kalau mentalnya serakah, bakalan korupsi juga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sikap Kritis dan Hiburan (2)

12 November 2015   13:34 Diperbarui: 12 November 2015   13:41 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

...Disitulah hebatnya faktor kehidupan dapat berperan tak terkecuali mempengaruhi seseorang bersikap kritis.

Kembali kepada inti yang ingin dibahas apa hubungan antara sikap kritis dan hiburan? Penulis akan memilahnya terlebih dahulu. Anda tentu tahu sebuah kalimat bisa karena terbiasa atau masalah sepele tidak akan menjadi masalah besar apabila dibiarkan maka sikap kritis pun demikian, bahwa sikap kritis tidak akan terbentuk atau hinggap kepada diri seseorang tanpa suatu sebab. Rutinitas aktivitas keseharian yang merupakan bagian dari hidup seseorang dapat mempengaruhi perubahan sikap pribadi menjadi kritis.

Sebagai contoh anda seorang pekerja kantoran yang hendak pergi bekerja di wilayah Jakarta apakah itu menggunakan kendaraan pribadi atau transportasi umum, dalam perjalanan anda berpapasan dengan permasalahan Ibukota seperti kemacetan, kenyamanan transportasi publik, jalan rusak, tumpukan sampah, hingga bencana alam banjir. Tanpa disadari permasalahan yang seolah menjadi pemandangan umum yang anda alami tersebut membuat pola dimana mungkin diawal anda hanya sebatas mengeluh, namun dalam otak dan hati anda membuahkan keinginan untuk mengetahui lebih dalam apa penyebab permasalahan yang lambat laun berubah menjadi sikap kritis.

Setelah anda selesai bekerja dengan muatan beban stress yang mencukupi, kemudian anda pulang guna beristirahat dan menghibur diri guna menenangkan pikiran. Akan tetapi apa daya dikarenakan suatu sebab anda tidak mendapatkannya, program acara pada stasiun televisi umumnya tidak berkualitas, belum lagi ditambah beban masalah keluarga, dan penyebab lainnya pada akhirnya anda berkeputusan memilih asupan-asupan informasi yang disajikan media elektronik maupun cetak sebagai sumber hiburan anda.

Ketika hari masih pagi anda sudah disuguhkan dengan media cetak berisikan isu-isu permasalahan, ketika anda jenuh dengan program acara televisi maka stasiun televisi berita yang anda pilih, ragam informasi yang dengan mudah anda bisa akses melalui perangkat, ketika anda berkumpul dengan kerabat pun membicarakan isu-isu permasalahan, dan lain-lainnya secara konstan dan terus menerus membentuk sikap kritis dalam diri.

Sebenarnya tidak salah menjadi pribadi yang bersikap kritis sebagaimana berusaha membuahkan ide mencari solusi permasalahan atau pribadi memiliki keperdulian yang tinggi bahkan mampu melakukan aksi nyata, hanya saja akan menjadi salah apabila dari sikap kritis malah membuahkan sikap mencari kambing hitam untuk disalahkan, memfitnah, memprovokasi, mengintimidasi, dan segala hal yang justru menimbulkan masalah baru.

Oleh karena itu cermati seperti apa sikap kritis yang anda miliki, sebagai koreksi apakah bermanfaat bagi pribadi maupun apa yang disekitar anda atau malah merugikan. Apabila anda ingin merefresh sikap kritis yang dimiliki, apa yang anda harus lakukan adalah cukup dengan mengubah pola. Hiburlah diri anda dengan aktivitas kegiatan dan materi-materi yang positif disertai rasa bersyukur. Demikian artikel Penulis, mohon maaf bilamana ada kekurangan dikarenakan kekurangan milik Penulis pribadi.

Terima kasih.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun