Lain lubuk lain belalang, lain ahok lain sukrawan,.
Fenomena ahok di DKI Jakarta memberikan energi positif bagi para tokoh-tokoh politik di daerah dalam upaya untuk membangun kekuatan baru di luar institusi yang telah melembaga hingga tingkat pemerintahan paling rendah...
Makin banyak tokoh di daerah lain yang ingin mengikuti jejak Ahok dalam menghadapi Pilkada.. Lihat saja Kabupaten Buleleng-Bali dimana kader kuat internal PDIP yaitu Dewa Sukrawan menggalang kekuatan arus bawah masyarakat untuk membangun basis kekuatan Independent nya. Upaya ini dilakukan karena sang kader merasa tak puas atas dinamika internal yang terjadi di tubuh PDIP. Dimata Sukrawan, Buleleng sedang menghadapi krisis kepemimpinan, karena itu diperlukan sebuah agenda besar untuk melakukan pembenahan secara total..
Mendapati sinyal tak bakal mendapat “tiket” dalam pilkada 2017 mendatang melalui jalur partai yang dibelanya, tak mengurungkan niat Dewa Sukrawan untuk maju dan ambil bagian dalam pertempuran ini, bahkan calon Incumbent pun berani dia lawan yakni Putu Agus Suradyana yang notabene Incumbent Bupati saat ini.
Jalur independen siap di tempuh...Kelompok relawan yang disebut "Sahabat Sukr[caption caption="Gaung Pilkada Buleleng"][/caption]awan", dibentuk untuk mempersiapkan langkah Sukrawan menuju Pilkada Buleleng 2017..
Lain lubuk lain belalang, lain ahok lain sukrawan,
Ahok yang saat mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur DKI tahun 2012 berpasangan dengan Joko Widodo, merusak hegemoni kaderisasi Partai Politik di tanah air, yang mana kita tahu Partai Politik adalah lahirnya para pemimpin-pemimpin yang mewakili idealisme Parpolnya.
Usaha pengembosan ahok melalui polarisasi kepemimpinan “mainstream” atau frontal, yang ditunjukkan berani, tegas melawan tirani kekuasaan Kapitalis para kader Parpol telah sampai pada saat yang ditunggu, dimana tingkat kepercayaan masyarakat telah menjadikan keinginan kuat mereka agar calon yang seperti ahok dapat bertarung melawan tirani Parpol yang sudah tak mendapat tempat di hati rakyat, kepercayaan telah sirna akibat beberapa kasus korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) yang terjadi di tubuh Parpol Indonesia.
Kembali pada Pertarungan di Buleleng, rencana Sukrawan untuk maju dari calon independen bisa saja dikatakan sebagai upaya Deparpolisasi oleh para kadernya... Ketidakpuasan kader kepada internal partai hingga membentuk poros sendiri dan membentuk kelompok pencari dukungan public dan mengklaim bahwa keinginan maju di dukung oleh masyarakat (independen), padahal sang calon masih berlatar belakang partai.
Sukrawan merupakan anak didik yang terlahir dari Parpol telah kehilangan darah sejati nya demi sebuah idealisme, jika dia keluar karena ketidapuasan di tubuh Partainya dan telah mengklaim saat ini didukung oleh “sahabat Sukrawan” yang telah mengklaim mengumpulkan 250.000 KTP di Kabupaten Buleleng.
Pola independen telah merasuk sampai ketingkatan daerah yakni buleleng ini menimbulkan kesan akankah terjadi perpecahan di tubuh PDIP atrau tergerusnya suara PDIP pada Pilkada nanti, dimana Dewa Sukrawan dan Putu Agus Suradnyana berturung dalam satu frame kekuasaan Rahim yang sama yaitu PDIP ?