Di kala itu,
Di sudut cafe ditemani gerimis muda.Â
Aku diguncang oleh tatapnya.
Netra di balik kaca yang mengkilap
Kelam ganas membuatku kalap
Setajam silet, sepekat empedu di hati ayam.
Kendati senyumannya terukir indah
Aku terpaku di pijakan sunyi!
Tak berdaya, digurau hujan yang bernyanyi.
Cahaya surya di mata pekatnya,
Keramahan di seringai singkatnya,
Membuat jantung bertanya-tanya.
Siapakah dirinya?
Makassar, di sudut cafe yang dirindu hujan, tahun 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H