King Madrid kembali membuktikan sebagai pemilik "DNA" Liga Champions di hadapan para Madridistas sekaligus lawannya, Bayern Munchen. King Madrid membuyarkan final Liga Champions sesama tim Jerman. Setelah tertinggal 0-1 pada menit ke-68 melalui gol yang dilesakkan pemain pengganti, Alfonso Davies, Madrid berhasil mengembalikan kedudukan menjadi 2-1 di akhir laga. Dengan hasil tersebut, Kini, King Madrid akan menghadapi tim Jerman lainnya pada laga final nanti, Borussia Dortmund.Â
Keberhasilan King Madrid melaju ke babak final Liga Champions musim ini telah mengukir sebuah prestasi dan catatan sejarah sekaligus menahbiskan diri sebagai rajanya Eropa di tingkat klub.
Sesuai catatan UEFA, Madrid telah berhasil lolos ke partai puncak Liga Champion Eropa sebanyak 6 kali (termasuk tahun ini) dari 10 tahun terakhir keikutsertaannya. King Madrid mencapai 5 final sebelumnya pada tahun 2014, 2016, 2017, 2018, dan 2022.
Dari 5 laga final tersebut, King Madrid keluar sebagai juaranya. Tidak salahnya, berdasarkan fakta tersebut, Real Madrid mendominasi perhelatan Liga Champion Eropa dalam 1 dekade terakhir ini. Pencapaian itu menunjukkan sebuah konsistensi King Madrid di kancah eropa.
Kemudian, Real Madrid menjadi tim pertama dan satu-satunya yang berhasil melakukan back to back juara Liga Champions dengan format baru, bahkan mereka melakukan hattrick juara pada tahun 2016, 2017, dan 2018.Â
Di sisi lain, pencapaian Madrid tersebut bagaikan anomali bagi tim-tim lainnya. Di mana para klub-klub eropa lainnya merasa kesusahan untuk memenangi trofi si Kuping Besar ini, sedangkan hal itu sangat memungkinkan untuk diraih King Madrid setiap musimnya. Bahkan, sekelas pelatih top dan terbaik dunia, Pep Guardiola, pun mengakui bahwa sangat sulit untuk memenangi trofi Liga Champions ini.
Ketika ditanya seorang reporter terkait Liga Champions, Pep Guardiola dengan enteng menyatakan bahwa mereka sulit memenangi Liga Champions setiap tahunnya karena keberadaan (King) Madrid yang selalu berpartisipasi.Â
Kenapa Real Madrid dapat begitu mendominasi Liga Champions Eropa? Ada beberapa faktor yang membuat Real Madrid menjadi identik dengan raja eropa tersebut.
Pertama, mentalitas pemain, bahkan pelatih, hingga staf tim yang sudah mendarah daging dalam diri mereka setiap pentas pada laga Liga Champions. Walaupun ditinggal para pemain mega bintangnya, seperti Cristiano Ronaldo, Karim Benzema, Casemiro, Sergio Ramos, dan lainnya, tim Real Madrid selalu berhasil meregenerasi dan menanamkan "DNA UCL" pada para pemain muda dan barunya sebagai suksesor.
"DNA UCL" ini sering mereka pertontonkan pada laga-laga Madrid di pentas Eropa, khususnya Liga Champions Eropa. Kita bisa tengok sedikit ke tahun 2022, di mana Real Madrid berhasil me-comeback lawan-lawannya pada laga Knock Out Liga Champions sebelum meraih juara di akhir kompetisinya.