Mohon tunggu...
Sanjivani Bulandari Radji
Sanjivani Bulandari Radji Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Remaja berusia 18 tahun yang berjalan seiring mimpi dan kemauan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Learning Skill

25 Oktober 2011   11:21 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:31 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masa anak-anak adalah masa disaat kita menerapkan metode bermain untuk belajar,dan meningkatkan kreativitas. Namun pada dasarnya,metode belajar mulai dari jenjang anak-anak-remaja-dewasa adalah sangat berbeda. Yang akan dibahas kali ini adalah 2 macam metode belajar yang sangat kontras sekali perbedaannya. Yaitu teknik belajar Tradisional,dan teknik belajar yang dipercepat. Ringkasan Perbedaan TRADISIONAL                                                            BELAJAR CEPAT

  1. kaku                                                                 1.   luwes
  2. serius                                                                 2.   gembira
  3. satu jalan                                                            3.   banyak jalan
  4. mementingkan sarana                                          4.   mementingkan tujuan
  5. bersaing                                                              5.   bekerjasama
  6. behavioristis                                                        6.   manusiawi
  7. verbal                                                                 7.   multi indriawi
  8. mengontrol                                                          8.   mengasuh
  9. mementingkan materi                                           9.   mementingkan aktivitas
  10. mental (kognitif)                                                  10.  mental/emosi/fisik
  11. berdasar waktu                                                   11.  berdasar hasil

Kita bisa bedakan,metode mana yang berorientasi pada "hasil". Di sekolah-sekolah masih banyak kita jumpai penerapan metode belajar tradisional,karena terpaku hanya pada hal itu,dan enggan untuk mencari terobosan baru. Padahal yang memicu berhasilnya proses belajar adalah rasa gembira dan enjoy pada keadaan itu. Tentu ini berkaitan erat dengan suasana. Seperti sudah diulas didepan,pada masa anak-anak diterapkan metode bermain untuk belajar,tidak heran jika daya ingat anak-anak sangat kuat. Namun apa yang terjadi saat ini? Masihkah kita seperti itu? Pasti sebagian besar orang menjawab 'tidak". Di sekolah kita bersaing dengan teman,belajar serius dikelas,pikiran penuh dengan materi. Tapi adakah rasa puas jika kita setiap hari hanya seperti itu,tanpa berusaha menerapkan metode belajar yang lebih efisien dan manusiawi? Teknik belajar cepat adalah teknik yang mengikutsertakan dan mengedepankan interaksi antara pembicara dan pendengar,sehingga terjadi impact yang saling timbal balik antar keduanya. Metode yang diterapkan sangat sederhana,dan tentu saja hasilnya lebih banyak daripada metode biasa. Inilah pentingnya sebuah inovasi dalam belajar. Dewasa ini sering kita menjumpai cacat moral,cacat hukum,dan cacat-cacat yang lain. Tapi pernahkah kita berpikir bahwa cacat sebenarnya justru pada cara belajar kita yang salah. Sebuah hal yang sangat mendasar,namun patut untuk diperhitungkan. Belajar harus disertai praktik,baik praktik dalam menerapkan sebuah materi,maupun praktik untuk mengajarkan materi tersebut kepada orang lain,dapat kita pikir secara langsung,mana yang berpotensi untuk mendapatkan hasil belajar lebih banyak,dibandingkan dengan hanya mendengar dan bertanya kepada pembicara. Ada sebuah lagu lama School Days yang ditulis pada tahun 1906 Masa sekolah,masa sekolah Masa-masa yang penuh aturan Membaca,menulis,dan berhitung Diajarkan seirama ketukan tongkat kayu Kita pasti pernah mengalami takut belajar,mungkin karena gurunya killer. Itulah slah satu dari cacat belajar. Sebaiknya,buatlah suasana belajar menjadi enjoy,dan fleksibel. Dahulu saat usia anak-anak,kita bagai mangkuk bermulut lebar,yang menyerap segala macam hal-hal yang ada disekitar kita tanpa ada kekangan,sehingga kita dapat lebih mudah memahami dan mengingat. Tapi seiring berjalannya waktu,mangkuk bermulut lebartersebut mulai tercekik oleh berbagai macam aturan,sehingga mulut mangkuk menjadi menyempit seperti.....mungkin vas bunga. Sehingga materi yang masuk pun menjadi hanya setetes demi setetes. Mungkin tidak ada salahnya jika mulai sekarang kita menggunakan metode belajar yang lebih manusiawi,dan semoga dunia pendidikan di negeri kita lambat laun akan menerapkan metode belajar yang cepat dan menyenangkan. Menurut para pakar,belajar yang baik bukan hanya menggukanan otak kiri dan otak kanan saja,tapi juga seluruh anggota tubuh yang ikut berinteraksi. Ada sebuah gagasan lagi,"jika tubuhmu tidak bergerak,otak tidak beranjak".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun