Mohon tunggu...
SANJAYA LTS
SANJAYA LTS Mohon Tunggu... Lainnya - S1 Kehutanan IPB Angkatan 14

Berkebun, Travelling, Menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Ibuuu!!!... ibuuuuu!!!..."

8 Januari 2024   09:34 Diperbarui: 8 Januari 2024   09:55 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: yoyo-hins-itta-unsplash

Tepatnya tanggal 20 Febuari 2014, jam 20.00 an, Si Hong duduk di bangku Peron Stasiun Kereta Bekasi, karena kecapaian habis berdiri di dalam kereta yangg berjubel hampir tidak bisa napas dan panas sekali dari sepanjang stasiun Juanda ke Stasiun Bekasi. Oh my God...

Sungguh hebat orang yg bekerja di Jakarta dengan pulang pergi menggunakan kereta api, mereka harus berjuang untuk dapat berangkat kerja pada pagi hari dengan naik kereta yang sangat berjubel dan berdesakan mereka pergi ke Jakarta untuk meraih mimpinya.

Walaupun orang yang kerja di Jakarta sering  disebut P7 atau P 10 yaitu: pergi pagi pulang petang penghasilan pas pasan pantat pegel-pegel. Tapi tetap semangat bro.

Pulang kerja dari Jakarta merekapun tetap harus berlari mengejar kereta api supaya tidak terlambat sampai di rumah harapan. Mereka rela berdiri berdesakan untuk cepat pulang menemui keluarga tercinta di rumah. Rasa lelah dan capai pun hilang ketika tiba di rumah dan berkumpul dengan istri dan anak-anak tercinta dan rasa bahagia tercipta di dalam hati. Dan suasana rumah jadi ramai dan gembira.

Di tengah Si Hong beristirahat duduk di peron stasiun mulai agak sepi dan kereta commuter line akan berangkat kembali ke Jakarta pada jam 20.10 di awali dengan bunyi ning-nong, ning -nong, ning-nong dan di pandu seorang security stasiun untuk memberi aba-aba ke masinis untuk berangkat. Berangkatlah kereta commuter line meninggalkan peron Bekasi menuju Kota.

Tiba-tiba dari hampir ujung peron ada seorang berteriak, memberitahu ada orang yang tertabrak kereta api dan orang yang memberitahu itu jalan saja menuju pintu keluar, tidak menunggu pertolongan datang untuk si korban.

Tapi kita tidak boleh menilai orang itu tidak peduli atau istilahnya tidak mau repot karena dia pun ada alasan dan pertimbangan lain. Misalnya memang dia ada keperluan keluarga atau dia takut dipersalahkan untuk menjadi saksi si korban kecelakaan.

Dalam perjalanan hidup ini ada  pepatah sebagai berikut: untung tak bisa diraih, malang tak bisa dihindari.  

Untung ada Si Hong yang masih duduk di peron dan mendengar teriakan ada yang kecelakaan, dia langsung lari kepada si korban kecelakaan yang berlumuran darah dan ternyata lengan tangan kanannya putus dan si korban tergeletak sendiri sambil merintih kesakitan sekali.

Langsung saja Si Hong berteriak sangat keras minta tolong kepada orang yang ada di peron, tapi sayang orang tidak segera datang dan Si Hong bertanya apa memang teriak Si Hong kurang  keras atau memang orang kurang peduli terhadap masalah ini.

Akhirnya Si Hong berteriak kembali lebih keras: "Ada orang kecelakaan, ada orang kecelakaan!". Tak lama kemudian datang dua petugas security  dengan membawa tandu menuju ke tempat kejadian di mana si korban tergeletak dengan wajah pucat karena darah terus keluar dari lengan tangan yang putus .

Si Hong melihat tangan yang putus memang sangat mengerikan sekali di mana tulang dan daging terlihat dan hancur dan Si Hong sampai-sampai tidak berani melihat, kasihan banget anak muda itu yang jadi korban kecelakaan.

Si Hong bersama petugas security mengangkat si korban untuk dinaikkan ketandu dan digotong ke pos kesehatan stasiun di iringi rintihan kesakitan yang sangat.

Si Hong memegangi lengan tangan kanan sikorban yang putus supaya tidak lepas dan terberai.

Sungguh kasihan anak muda ini, dia merintih terus dengan sering menyebut: ""Ibuuu!!!... ibuuuuu!!!"  Ibu saya kecelakaan, ibuuu, ibuuu tolong ibu saya kecelakaan".

Sampai akhirnya rintihan kesakitan yang berbunyi: "Ibuuu!!!... ibuuuuu!!!",  hilang tidak terdengar lagi seiring bunyi sirene mobil ambulance yang membawanya.

Ada pepatah kuno: "Orang sepintar apapun kalah sama orang yang hati-hati".

Salam kasih

Si Hong

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun