Mohon tunggu...
Saniya nia
Saniya nia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Travelling make me happy

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kurikulum dan Sejarah Perkembangannya di Indonesia

26 Oktober 2022   00:55 Diperbarui: 26 Oktober 2022   00:56 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

MANAJEMEN KURIKULUM


A. Pendahuluan

Istilah kurikulum tidak asing di kalangan dunia pendidikan. Kurikulum menjadi dasar suatu pendidikan. Kurikulum disusun, dan direncanakan oelh pemerintah dan diaplikasikan kepada seluruh lembaga pendidikan di Indonesia. Kurikulum menjadi aspek terpenting dalam dunia pendidikan dan berperan menjadi pedoman dalam pelaksanaan pendidikan yang berupa aturan, tujuan, isi, dan bahan pelajaran juag metode yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Kurikulum di Indonesia mengalami sejarah dan perubahan yang sangat siginifikan mulai dari kurikulum awal kemerdekaan yakni tahun 1947 sampai dengan kurikulum saat ini. Adanya perubahan atau pergantian kurikulum setiap waktu diakrenakan untuk meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan dan juga disesuaikan oleh perkembangan zaman.

Kurikulum dirancang meliputi berbagai proses mulai dari perencanaan sampai dengan evaluasi atau penilaian terhadap kurikulum. Kurikulum juga memiliki tujuan, komponen, serta tahapan atau langkah peneglolaan. Tujuan dari kurikulum pada intinya adalah untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Dalam makalah ini akan dijelaskan mulai dari sejarah kurikulum di Indonesia sampai dengan pelaksanaan kurikulum.

B. Konsep Dasar Manajemen Kurikulum

1. Pengertian Manajemen Kurikulum

Manajemen Kurikulum merupakan suatu substansi atau bagian penting dalam suatu lembaga pendidikan. Manajemen kurikulum berarti pengendalian kurikulum oleh suatu lembaga tertentu, maksud dari pengendalian kurikulum yakni kurikulum dijadikan sebagai acuan untuk pembelajaran di sekolah- sekolah tertentu dan isinya disesuaikan dengan perkembangan zaman.[1] Dalam manajemen kurikulum sendiri juga diperlukan adanya proses atau tahapan manajemen kurikulum yakni mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian.[2] Pengendalian kurikulum atau manajemen kurikulum perlu dibutuhkan adanya sumber daya manusia dan fisik untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. 

Menurut pendapat Allan C. Ornstein dan Francis P. Hunkins manajemen kurikulum merupakan kurikulum memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam segala aspek pendidikan. Dengan kurikulum yang semakin berkembang maka diharapkan para peserta didik dapat berkembang baik itu ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik, untuk mewujudkan tujuan tersebut maka dalam penyusunan kurikulum harus berlandaskan landasan yang kokoh dan kuat. [3] Secara garis besar manajemen kurikulum merupakan proses pendayagunaan sumberdaya kurikulum yang mencakup perencanaan pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan unruk mencapai tujuan pembelajaran dan pendidikan yang sudah ditetapkan.

a. Kegiatan Manajemen Kurikulum

Menurut Tita Lestari dalam bukunya mengemukakan terkait dengan siklus manajemen kurikulum yang terdiri dari empat tahap, berikut tahapan manajemen kurikulum:[4]

1) Tahapan perencanaan atau planning yakni meliputi mulai dari analisis kebutuhan, merumuskan dan menjawab pertanyaan, menentukan desain kurikulum yang diinginkan, serta membuat rencana induk yakni pengembangan, pelaksanaan, dan penilaian.

2) Tahapan pengembangan atau development meliputi langkah mulai dari perunusan pemikiran atau dasar pemikiran , perumusan visi, misi, dan tujuan, penentuan struktur dan isi program, pemilihan dan pengorganisasian materi atau isi, pengorganisasian kegiatan pembelajaran,  pemilihan sumber, alat dan sarana belajar, dan penentuan cara mengukur hasil belajar.

3) Tahapan implementasi atau implementation atau pelaksanaan meliputi langkah berikut: mulai dari penyusunan rencana pembelajaran, penjabaran materi, penentuan strategi dan metode pembelajaran, penyediaan sumber, alat dan sarana pembelajaran, penentuan cara dan alat penilaian proses dan hasil belajar, serta setting lingkungan pembelajaran.

4) Tahapan penilaian evaluation yakni untuk melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan dari kurikulum tersebut yang dikembangkan. 

Terkait dengan tahapan atau proses kurikulum seperti yang dijelaskan tersebut merupakan bertujuan untuk mengembangkan kemampuan dan kompetensi peserta didik dalam pendidikan mereka, tidak hanya dalam kemampuan dan kompetensi saja melainkan sikap dan juga keterampilan.


2. Ruang Lingkup, Prinsip dan Fungsi Manajemen Kurikulum

Manajemen suatu proses manajerial yang ada di setiap organisasi.  Suatu manajemen dipimpin oleh seorang yang Bernama manajer atau pengelola yang dipastikan dapat mengelola dan menta semua sumberdaya organisasi untuk mencapai tujuan. Menurut Dinn Wahyudin dalam bukunya menjelaskan bahwa ruang lingkup manajemen kurikulum meliputi perencanaa, pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Selain hal yang telah dijelaskan tersebut ada juga prinsip dari manajemen kurikulum, yakni sebagai berikut:

a. Produktivitas, yakni hasil yang akan diperoleh dalam kegiatan kurikulum dan merupakan aspek yang sangat perlu dipertimbangkan dalam manajemen kurikulum.

b. Demokratisasi, yakni pelaksanaan manajemen kurikulum yang harus berdasarkan pada demokrasi atau kesepakatan bersama.

c. Kooperatif, yakni kerja sama antar berbagai pihak yang terkait untuk mencapai hasil yang telah di harapkan.

d. Efektivitas dan efesiensi, yakni suatu manajemen kurikulum harus mempertimbangkan efektivitas dan efesiensi untuk mencapai tujuan kurikulum.Mengarahkan terkait dengan tujuan, visi, misi yang telah ditetapkan oleh kurikulum 

Adapun fungsi dari manajemen kurikulum yakni meningkatkan efesiensi pemanfaatan sumber daya kurikulum, meningkatkan keadilan dan kesepakatan kepada siswa untuk menncapai hasil yang maksimal, meningkatkan relevansi pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik  maupun lingkungannya, meningkatkan efektivitas kinerja guru,  meningkatkan partisipasi masyarakat untuk membantu.[5]

3. Kurikulum di Indonesia

1. Sejarah Kurikulum di Indonesia

Indonesia merdeka pada tahun 1945, pada awal- awal pemerintahan tersebut Indonesia mulai mengkonstruksi kurikulum sesuai dengan kondisi dan situassi pada masa tersebut. tiga tahunsetelah Indonesia merdeka baru Menyusun kurikulum sederhana  yang disebut dengan Rencana Pelajaran di tahun 1947. Kurikulum tersebut terus berjalan seiring dengan berjalannya waktu dengan beberapa sedikit perubahan terkait dengan arah dan kebijakan yang ada. Pada saat itu pula kurikulum pendidikan di Indonesia masih dipengaruhi oleh masa-masa colonial Belanda hingga Jepang yang pernah menduduki Indonesia sebelumnya dan kurikulum Rentjana Pelajaran 1947 bisa dikatakan sebagai pengganti sistem pendidikan di Indonesia. [6]

a. Kurikulum Pelajaran 1947

Kurikulum ini merupakan kurikulum yang pertama lahir setelah bangsa Indonesia merdeka, dan baru dilaksanakan di sekolah- sekolah pada tahun 1950. Sejumlah kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari kurikulum 1950. Isi dari Rencana Pelajaran 947 yakni memuat dua hal pokok yakni,  daftar mata pelajaran dan jam pengajarannya serta Garis- garis Besar Pengajaran (GBP). [7]Pada kurikulum Retjana Pelajaran 1947 ini lebih mengutamakan pendidikan watak, kesadaran, bernegara dan bermasyarakat, materi pelajarannya pun dikaitkan dengan kehidupan sehari- hari serta perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Dalam pendidikan pada zaman dahulu menyebutnya setiap sekolah dengan sebutan Sekolah Rakyat.[8]

b.  Kurikulum 1952 (Retjana Pelajaran 1952)

Setelah Retjana Pelajaran 1947 berakhir maka pada tahun 1952 kurikulum di Indonesia ,mengalamai perubahan yang signifikan yakni penyempurnaan dari kurikulum Ratjana Pelajaran 1947 menjadi kurikulum Ratjana Pelajaran 1952. Karakteristik dari kurikulum ini yaitu bahwa setiap rencana pelajaran harus memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari -hari. Pada kurikulum ini mata pelajaran diklassifikasikan ke dalam lima kelompok bidang studi yaitu: moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, jasmaniah.

c.  Kurikulum Recana Pendidikan 1964

Pada tahun 1964 bertepatan pada akhir dari era kekuasaaan Soekarno, kurikulum pendidikan yang lama kemudian berubah menjadi Rencana Pendidikan 1964. Pokok pikiran dari kurikulum ini yakni bahwa pemerintah memiliki keinginan agar rakyatnya mendapat pengetahuan akademik untuk pembekalan pada jenjang selanjutnya. Cara belajar pada kurikulum Rencana 1964 yakni dengan menggunakan metode gotong royong terpimpin, dan pemerintah menetapkan hari sabtu sebagai hari kebebasan bagi siswa untuk berlatih pada kegiatan di bidang kebudayaan, kesenian, olahraga, dan juga permainan, sesuai minat setiap siswa. Kurikulum Rencana 1964 bertujuan untuk membentuk manusia yang pancasialis yang sosialis Indonesia maksudnya tercapaianya nilai- nilai Pancasila pada kalangan murid dan juga bersifat saling membantu dan menolong sama lain sebagaimana dijelaskan dalam Ketetapan MPRS No. II Tahun 1960.

d. Kurikulum Rencana Pendidikan 1968

Kurikulum ini merupakan pembaharuan dai kurikulum tahun 1964 yang semual struktur kurikulum pendidikan Pancawardhana menjadi Pembinaan Pancasila, pengetahuan, dan kecakapan khusus. Tujuan dari kurikulum rencana 1968 yakni menekankan pendidikan pada upaya membentuk manusia pacasila sejati , kuat dan sehat jasmani, meningkatkan kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral dan juga budi pekerti.

e.  Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 disetujui oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan secara nasional dan dilaksanakan bertahap mulai pengajaran 1976. Kurikulum ini dilatar belakangi oleh yakni pada kurikulum tahun 1968 kebijakan pemerintah dalam rangka pembangunan nasioanl belum diperhitungkan, Sehingga diperlukanpeninjauan Kembali terhadap kurikulum tersebut, dan pada tahun 1969 terjadi  banyak sekali perubahan di Indonesia sebagai akibat dari lajunya pemerintah dalam upaya pembangunana nasional yang berdampak pada program pendidikan nasional. Atas dasar alasan tersebut maka pemerintah mengganti kurikulum menjadi 1975 yang memiliki ciri sebagai berikut: kurikulum 1975 setiap guru harus memahami tujuan yang harus dicapai oleh siswa secara jelas, setiappelajaran dan bidang pelajaran memiliki arti dan peranna yang menunjang.

f.  Kurikulum 1984

Kurikulum ini mengusung  process skill approach.  Meski mengutamakan pendekatan proses. Kurikulum ini disamakan denga kurikulum 1975 yang disempurnakan. Kurikulum 1984 berorientasi pada tujuan instruksional dan didasari pada pandangan bahwa pemebrian pengalaman belajar kepada siswa dalam waktu belajar, oleh karena itu sebelum memilih atau menentukan bahan ajar maka langkah pertama harus tau tujuan yang harus dicapai oelh siswa.

g. Kurikulum 1994

Kurikulum ini sebagai penyempurna dari kurikulum 1984 dan dilaksanakn sesuai dengan Undang- undang no 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasioanl. Tujuan pengajaran pada kurikulum ini yakni menekankan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

h.  Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)

Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada kompetensi dan hasil belajar siswa yang harus dicapai. KBK menerapkan  strategi yang meningkatkan kebermaknaan pembelajaran untuk semua peserta didik sesuai dengan karakteristiknya. Ada empat komponen penting yang berperan dalam mensosialisasikan KBK yaitu guru, kelompok guru di sekolah, kelompok kerja guru dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP), dinas pendidikan.

i. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

KTSP merupakan kurikulu yang disusun di masing- masing satuan pendidikan. Kurikulum ini terdiri dari struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, karakter pendidikan, dan silabus. KTSP dikembangkan berdasarkan pada prinsip- prinsip sebagai berikut: berpusat pada potensi siswa, beragama terpadu, tanggap terhadap perkembangan iptek, relevan dengan kehidupan , menyeluruh dan berkesinambungan, seimbang antara kepentingan nasioanl dan kepentingan daerah.

j.  Kurikulum 2013 (nasional)

Tema dari kurikulum ini adalah dapat mengahasilkan insan Indonesia yang produktif  , kreatif, inovatif dan afektif melalui penguatan sikap., keterampilan, dan juga pengetahuan. Jadi, kurikulum 2013 ini siswa memperoleh banya sekali pelajaran terkait nilai kesopanan, keterampilan, kognitif , dan lain- lain. Para siswadiajak untuk berpikir kritis dan juga menalar dan sudah dihadapkan pada suatau studi persoalan.[9]

2. Komponen Dan Tahapan Pengelolaan Kurikulum

a. Komponen Kurikulum 

1)  Tujuan 

Suatu kurikulum dibentuk atau dirancang tentu memiliki tujuan yang sangat penting untuk tercapainya sistem pendidikan yang efektif dan efesien.

2) Isi

Suatu kurikulum tentunya memiliki isi atau materi yang akan diberikan pada anak didik kelas saat kegiatan belajar mengajar. Isi kurikulum meliputi, jenis- jenis bidang studi dan isi program dari masing- masing studi tersebut yang disesuaikan dengan tingkatan jenjang sekolah. Isi kurikulum harus tepat, bermakna bagi perkembangan siswa, mencerminkan kenyataan sosial, mengandung pengetahuan ilmiah yang teruji, menganduung bahan pelajaran yangjelas, dapat menunjang tercapainya tujuan pendidikan.

3) Strategi

Pada komponen strategi ini lebih merujuk kepada pendekatan, dan metode serta alat dan bahan mengajar. Tetapi secara hakikatnya strategi pengajaran tidak terbatas. Startegi pelaksanaan kurikuluum berhubungan dengan bagaimana kurikulum itu dilaksanakan di sekolah.

4) Evaluasi

Evaluasi salah satu dari komponen kurikulum, maksudnya untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan- tujuan pendidik kepada pesera didik dalam mewujudkan tujuannya. Secara umum evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria.

b. Tahapan Pengelolaan Kurikulum

Dalam tahapan pengelolaan kurikuluum terdapat empat tahapan yakni:

Perencanaan kurikulum, ini bertujuan untuk membina peserta didik ke arah perubahan tingkah laku yang diinginkan. Dalam proses ini merupakan proses seseorang dalam menentukan arah dan menentukan keputisan untuk diwujudkan.

Pelaksanaan kurikulum, merupakan penerapan dari program kurikulum yang dibentuk atau dirancang kemudian dikembangkan dan kemudian diuji cobakan.

Penilaian kurikulum, yakni proses pembuatan pertimbangan berdasarkan kriteria yang disepakati dan dipertanggungjawabkan.

Perbaikan kurikulum, bertujuan untuk meningkatkan kualitas kurikulum dari berbagai aspek, proses, dan produk.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun