Mohon tunggu...
saniyadaara
saniyadaara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, memiliki minat terhadap tema kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Bahaya Obesitas pada Remaja: Pahami Dampak dan Pencegahannya

27 November 2024   19:01 Diperbarui: 27 November 2024   19:02 17
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Obesitas pada remaja semakin meningkat sehingga menjadi permasalahan serius di banyak negara termasuk Indonesia. Di era modern seperti saat ini, kesehatan sering menjadi hal terakhir yang kita pikirkan terutama pada remaja. Mengikuti tren dan popularitas lebih dinilai penting, agar tak ketinggalan zaman katanya. Konsumsi makan-makanan yang tinggi gula dan kurang serat menjadi penyebab tingginya kasus diabetes pada remaja saat ini. Obesitas tidak hanya soal berat badan dan penampilan fisik, tetapi juga mempunyai dampak buruk pada kesehatan jangka panjang. Jadi, apa sih alasan obesitas pada remaja harus menjadi perhatian? Simak penjelasan berikut!

Apa itu Obesitas pada Remaja?

Menurut WHO, obesitas merupakan kondisi dimana Indeks Massa Tubuh (IMT) ≥30 kg/m² atau melebihi batas normal. IMT dihitung dengan membagi berat tubuh dalam satuan kg dengan tinggi badan dalam meter kuadrat. Jika tidak dicegah dan diatasi, obesitas bisa menimbulkan permasalahan yang lebih serius baik secara fisik maupun mental yang akan berdampak pada kualitas hidup remaja.

Dampak Obesitas pada Kesehatan Remaja

Obesitas pada remaja bisa memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan yang lebih serius dan dalam kurun waktu yang lama bahkan hingga mereka dewasa. Masalah kesehatan yang mungkin timbul akibat obesitas adalah:

  1. Penyakit kronis: Remaja dengan obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi terkena penyakit kronis seperti diabetes tipe II, hipertensi, penyakit jantung dan permasalahan sendi. Berat badan yang berlebih akan memberi tekanan yang lebih ekstra pada sendi sehingga dapat menyebabkan rasa sakit dan efek jangka panjang seperti osteoartritis

  2. Kemampuan fisik yang terbatas: Berat badan berlebih akan menghambat aktivitas fisik dan otot sehingga penderita menjadi kurang lincah dan kurang kuat karena aktivitas yang terbatas.

  3. Gangguan mental dan beban sosial: Obesitas juga dapat memicu depresi dan gangguan tidur seperti sleep apnea dimana pernapasan terganggu saat tidur dikarenakan berat badan yang berlebih sehingga sulit bernapas. Tidak hanya itu, beban sosial yang secara tidak langsung akan dirasakan seperti perasaan malu, tidak percaya diri dan dikucilkan. Mereka mungkin merasa diasingkan bahkan dibuli oleh teman seusianya yang akan menghambat aktivitas sosial sehari-hari bahkan bisa berdampak pada gangguan psikologis yang lebih serius.

Mengapa Remaja lebih Rentan terkena Obesitas?

Remaja di era modern seperti saat ini lebih rentan terkena penyakit termasuk diabetes akibat aktivitas fisik yang kurang karena lebih banyak bermain gadget daripada bermain di ruang terbuka bebas serta polusi makanan menjadi penyebab lainnya. Makanan junk food dan olahan dengan kandungan gula dan jumlah kalori yang tinggi dikonsumsi remaja sebagai makanan sehari-hari tanpa adanya aktivitas pembakaran kalori sehingga kalori banyak menumpuk di dalam tubuh

Apa Solusi yang Bisa Dilakukan?

Mencegah obesitas pada remaja bukan suatu hal yang tidak mungkin. Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah pencegahan, antara lain:

  1. Pola Makan Sehat dan Seimbang

Konsumsi makan-makanan yang bergizi dan seimbang sangat penting. Batasi konsumsi makanan cepat saji atau makanan yang tinggi gula. Konsumsi makanan bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan protein hewani lainnya. Jangan lupa untuk tetap menjaga tubuh agar terhidrasi dengan baik. Minum air mineral yang cukup setiap harinya.

  1. Lakukan Aktivitas Fisik

Mulai olahraga ringan seperti jalan kaki, jogging atau bersepeda. Hindari melakukan aktivitas dengan gerak terbatas dan penggunaan gadget. Berolahraga tidak hanya dapat membuat tubuh menjadi sehat tetapi juga dapat meningkatkan mood dan menjaga mental tetap baik.

  1. Akses Informasi Kesehatan

Sebagai remaja di era modern tentunya sangat familiar dengan penggunaan internet. Gunakan hal tersebut untuk mengakses informasi terkait gaya hidup sehat dan informasi kesehatan lainnya. Informasi yang benar akan sangat membantu merubah pola pikir dan membuat keputusan yang tepat!

DAFTAR PUSTAKA

Yuia, A., Nurdin, A., Lestari, D. and Fitria, U., 2024. Mendorong Gaya Hidup Sehat di    Kalangan Remaja. Public Health Journal, 1(2).

Maharani, A. and Sholih, M.G., 2024. Literature Review: Faktor Risiko Penyebab Diabetes Melitus Tipe II pada Remaja. Jurnal Sehat Mandiri, 19(1), pp.185-197.

Ramdani, R.F., Herlambang, A.D., Falhadi, M.M., Fadilah, M.Z., Turnip, C.E.L. and Mulyana, A., 2024. Membangun Kesejahteraan Pikiran untuk Kesehatan Mental Melalui Gaya Hidup Sehat dan Olahraga. Indo-MathEdu Intellectuals Journal, 5(3), pp.2928-2936.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun