Sebelumnya, kita sudah membahas tentang Peralatan Meteorologi Maritim bernama Sling Psychrometer. Sekarang, kita akan lanjut membahas instrumen canggih bernama Marine Automatic Weather Station (MAWS).
Jika teman-teman merasa alat ini terdengar mirip dengan Automatic Weather Station (AWS), kalian benar! Sebab, secara sederhana, MAWS merupakan AWS yang dipasang di wilayah maritim. Keduanya sama-sama menggunakan teknologi otomatis untuk mengumpulkan data cuaca.Â
Namun, ada perbedaan signifikan dalam konteks penggunaan dan lingkup pengukuran. Jika AWS merupakan sistem pemantauan cuaca otomatis yang lebih umum digunakan di stasiun meteorologi di darat, maka MAWS merupakan sistem pemantauan cuaca otomatis yang dikhususkan untuk memantau kondisi cuaca di laut dengan berbagai parameter cuaca yang tentu tidak seperti di darat.
Sistem ini dilengkapi dengan sensor-sensor yang dirancang untuk mengukur parameter cuaca yang khusus terkait dengan lingkungan laut, seperti suhu permukaan laut, kecepatan dan arah angin di atas laut, curah hujan di laut, dan tekanan atmosfer.Â
Ditambah lagi, otomatisasi MAWS memungkinkannya untuk mengumpulkan data cuaca yang konsisten dan akurat di tengah laut yang sering kali sulit diakses. Informasi yang diperoleh dari MAWS dapat digunakan untuk memantau perubahan cuaca secara real-time, memberikan peringatan dini terkait badai atau kondisi cuaca buruk, serta meningkatkan keamanan pelayaran.
Penggunaan MAWS juga memungkinkan pengintegrasian data cuaca maritim ke dalam sistem prediksi cuaca global dan regional. Data yang dikumpulkan dari berbagai stasiun MAWS di seluruh dunia dapat membantu memahami dinamika atmosfer di lautan secara lebih komprehensif.Â
Penggunaan teknologi ini memberikan kontribusi besar dalam meningkatkan prediksi cuaca, merencanakan pelayaran, dan mengoptimalkan operasi maritim, sehingga dapat memberikan dampak positif bagi keamanan dan efisiensi sektor maritim secara keseluruhan.
Baik, sekian yang dapat kami sampaikan terkait Marine Automatic Weather Station (MAWS). Kurang lebihnya mohon maaf. Sampai jumpa di instrumen berikutnya, calon Forecaster muda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H