Sebelumnya, kita sudah mengupas tuntas tentang alat pengukur kecepatan dan arah angin bernama Anemometer. Sekarang, kita akan lanjut membahas instrumen lain bernama Barometer.
Dilihat dari unsur kebahasaannya, yakni bahasa Yunani kuno, Baros artinya berat. Jadi, secara harfiah, Barometer adalah timbangan. Hanya saja, objek yang ditimbang bukan berat badan kamu, tapi berat udara untuk mengukur Tekanan Udara.
Tekanan Udara merupakan energi yang mendorong cairan atau gas dalam suatu ruang tertentu. Semakin tinggi suatu tempat, semakin rendah Tekanan Udaranya. Perubahan Tekanan Udara dapat mempengaruhi cuaca. Tekanan Udara yang rendah cenderung menyebabkan hujan dan badai. Sebaliknya, Tekanan Udara yang tinggi cenderung menyebabkan cuaca cerah dan panas.
Barometer sebagai alat pengukur Tekanan Udara bekerja dengan cara membandingkan Tekanan Udara di lingkungan sekitar dengan Tekanan Udara yang dihasilkan oleh kolom cairan atau gas di dalam alat. Ada beberapa jenis barometer, tapi yang paling umum adalah Barometer Air Raksa dan Barometer Aneroid.
Barometer Air Raksa, sesuai namanya, menggunakan air raksa sebagai indikator. Cairan ini akan naik-turun di dalam tabung sesuai dengan perubahan Tekanan Udara. Semakin tinggi Tekanan Udara, semakin rendah cairan raksa di dalam tabung. Skala pada tabung akan memberikan pembacaan tekanan udara dalam satuan milimeter raksa (mmHg). Gambar bisa dilihat di bawah. Bentuknya kayak jamnya Tok Dalang, ya, hehe.
Sementara itu, Barometer Aneroid tidak menggunakan cairan sebagai indikator. Alat ini menggunakan sebuah ruang tertutup berisi gas yang responsif terhadap perubahan tekanan. Ruang ini ditempatkan di dalam kotak fleksibel yang terhubung dengan sebuah jarum penunjuk. Ketika tekanan udara berubah, kotak fleksibel akan berkontraksi dengan mengembangkan diri sehingga jarum penunjuk bergerak melalui mekanisme yang terhubung dengannya. Gambar bisa dilihat di judul, itu gambar Barometer Aneroid.
Baik, sekian yang dapat kami sampaikan terkait Barometer. Kurang lebihnya mohon maaf. Sampai jumpa di instrumen berikutnya, calon Forecaster muda!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H