Mohon tunggu...
Saniscara Official
Saniscara Official Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Halo, Forecaster muda! Kami selaku anggota Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingin berbagi wawasan terkait berbagai peralatan BMKG sebagai media belajar atau sekedar informasi publik. Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Penakar Hujan Hellmann: Namanya kok Serem?!

3 Agustus 2023   18:32 Diperbarui: 3 Agustus 2023   18:39 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://staklimyogyakarta.com/alat-pengamatan-bmkg/

Halo, calon Forecaster muda!

Sesuai janji pada Artikel sebelumnya, sekarang kita akan membahas Penakar Hujan jenis kedua yaitu Hellmann

Nama alat ini seram sekali ya, ada kata Neraka (Hell) di dalamnya. Tapi, tenang, alat tersebut dinamai demikian karena penciptanya bernama Profesor Gustav Hellmann. Beliau adalah seorang Forecaster asal Jerman yang hidup pada abad ke-19. Penggunaan Ombrometer Hellmann telah menjadi standar internasional untuk mengukur curah hujan dan digunakan oleh banyak negara dalam sistem pemantauan cuaca mereka. Bukan kaleng-kaleng ya alat ini!

Komponen utama pada Penakar Hujan Hellmann adalah Corong Penangkap Air Hujan, Tabung Pengukur berskala 10 mm dengan pelampung-pena di dalamnya, serta Penutup Tabung. Cara kerja penakar hujan Hellmann cukup sederhana. Jadi, ketika hujan turun, air hujan akan masuk ke dalam corong penangkap dan dialirkan ke dalam tabung pengukur di bawahnya. Air hujan ini menyebabkan pelampung serta tangkainya terangkat naik keatas. Gerakan pena dicatat pada kertas pias yang diletakan pada silinder jam yang dapat berputar dengan bantuan tenaga per. Ketika air dalam tabung hampir penuh, pena akan mencapai tempat teratas pada kertas pias.

Kalau hujan masih berlanjut dan membuat air yang masuk melebihi kapasitas tabung, air dalam tabung ini secara otomatis akan keluar sampai kira-kira setinggi ujung selang dalam tabung. Bersamaan dengan keluarnya air, tangkai pelampung dan pena turun dan pencatatannya pada kertas pias kembali ke 0 mm.

Intinya, setiap kali air hujan terisi 10 mm, pelampung akan turun dan pena akan berada pada titik 0 mm. Kemudian, jumlah curah hujan dihitung dengan menjumlahkan "bukit" yang tercatat pada kertas pias.  Data tersebut nantinya akan digunakan untuk membuat laporan curah hujan, prakiraan cuaca, dan penelitian iklim.

Baik, sekian yang dapat kami sampaikan terkait Hellmann. Kurang lebihnya mohon maaf. Sampai jumpa di pembahasan Tipping Bucket, calon Forecaster muda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun