Mohon tunggu...
Saniscara Official
Saniscara Official Mohon Tunggu... Penulis - Freelance Writer

Halo, Forecaster muda! Kami selaku anggota Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) ingin berbagi wawasan terkait berbagai peralatan BMKG sebagai media belajar atau sekedar informasi publik. Semoga bermanfaat!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Psychrometer: Kombinasi Dua Bulb Termometer

29 Juli 2023   04:57 Diperbarui: 21 Agustus 2023   11:44 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya, kita sudah mengupas tuntas tentang suatu instrumen bernama Sangkar Meteorologi. Kita juga sudah mengetahui bahwa di dalam Sangkar Meteorologi terdapat Termometer Bola Kering, Termometer Bola Basah, Termometer Maksimum, dan Termometer Minimum. Nah, pada kesempatan kali ini, kita akan membahas suatu instrumen bernama Termometer Bola Kering dan Termometer Bola Basah.

Dalam bahasa Inggris, Termometer Bola Kering disebut dengan Dry Bulb dan Termometer Bola Basah disebut dengan Wet Bulb. Kombinasi Termometer Bola Kering dan Bola Basah disebut dengan Psychrometer. Nah, Psychrometer ini sebenarnya sama saja seperti termometer pada umumnya. Hanya saja, fungsinya bukan sebagai pengukur suhu tubuh untuk mengecek demam tetapi sebagai pengukur suhu lingkungan untuk mengecek  tingkat Relative Humidity (RH). Tingkat RH ditentukan berdasarkan selisih pembacaan antara Termometer Bola Kering dengan Termometer Bola Basah.

Meskipun tampak mirip, prinsip kerja kedua termometer ini sangat berbeda. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari cairan yang digunakan sebagai parameter pengukuran. Pada Termometer Bola Kering, cairan yang digunakan adalah air raksa. Sebab, termometer ini merupakan pengukur suhu udara di lingkungan sangkar. Dimana, ketika suhu naik, air raksa akan memuai dan ketika suhu turun, air raksa akan menyusut. 

Sedangkan, pada Termometer Bola Basah, cairan yang digunakan adalah air Alkohol. Sebab, termometer ini merupakan pengukur kelembaban udara. Bagian berbentuk bola di bagian bawah termometer ini dibalut oleh kain muslin yang selalu basah oleh air. Ketika kelembaban udara tinggi, air akan melepaskan kalornya ke termometer sehingga suhu pada termometer akan naik.

Melihat kesensitifan tersebut, perawatan kedua Termometer ini tidak boleh sembarangan. Dalam membersihkan kaca termometer, Forecaster harus menggunakan air hangat atau alkohol medis, diusapkannya pun harus menggunakan kain yang lembut dengan perlahan dan hati-hati. Dalam penyimpanannya pula, kedua termometer ini harus disimpan di tempat yang aman, kering, dan terlindungi dari potensi benturan atau terjatuh. Sangat disarankan untuk menggunakan kotak penyimpanan khusus yang mampu melindungi termometer dari paparan sinar matahari langsung, suhu ekstrem, kelembaban yang tinggi, atau lingkungan yang korosif.

Baik, sekian yang dapat kami sampaikan terkait Termometer Bola Kering dan Termometer Bola Basah. Kurang lebihnya mohon maaf. Sampai jumpa di instrumen berikutnya, calon Forecaster muda!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun