Mohon tunggu...
sanip sudayana
sanip sudayana Mohon Tunggu... -

AKPER PEMDA SERANG

Selanjutnya

Tutup

Healthy

PERAWATAN LUKA TERBARU

27 Oktober 2014   17:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:34 1470
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kulit adalah salah satu organ terbesar dalam tubuh. Kulit menutupi tubuh 2 m2, berat sekitar 3 kg atau 15% dari berat badan dan menerima 1/3 suplai sirkulasi darah pada orang dewasa1,2,3. Kulit mempunyai beberapa fungsi utama yang penting untuk tubuh, yaitu; sebagai pelindung, sensasi, komunikasi, termoregulasi, sintesis metabolik dan kosmetik1. Kulit terdiri dari tiga lapisan utama yaitu; lapisan epidermis, dermis dan hipodermis (subkutan). Adanya suatu trauma baik itu secara mekanik, kimia, radiasi dan lainnya akan menyebabkan struktur kulit rusak dan menimbulkan suatu keadaan yang disebut sebagai luka. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang luka dan proses penyembuhan luka serta manajemen luka  dengan lingkungan lembab (Moist Wound Healing).

PENGERTIAN LUKA

Luka merupakan suatu kerusakan yang abnormal pada kulit yang menghasilkan kematian dan kerusakan sel-sel kulit 2. Luka juga dapat diartikan sebagai interupsi kontinuitas jaringan, biasanya akibat dari suatu trauma atau cedera 4. Perbandingan gambaran anatomi kulit yang sehat dan terdapat luka dapat dilihat pada gambar 1.

TIPE PENYEMBUHAN LUKA

Luka dapat juga diklasifikasikan berdasarkan dari proses penyembuhan lukanya. Tipe penyembuhan luka dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu1,2,3;

a. Penyembuhan primer

Penyembuhan luka dengan alat bantu seperti jaritan, klip atau tape. Pada penyembuhan primer ini, kehilangan jaringan minimal dan pinggiran luka ditutup dengan alat bantu. Menghasilkan skar yang minimal. Misalnya; luka operasi, laserasi dan lainnya.

b. Penyembuhan sekunder

Penyembuhan luka pada tepi kulit yang tidak dapat menyatu dengan cara pengisian jaringan  granulasi dan kontraksi. Pada penyembuhan ini, terdapat kehilangan jaringan yang cukup luas, menghasilkan scar lebih luas, dan memiliki resiko terjadi infeksi.  Misalnya pada leg ulcers, multiple trauma, ulkus diabetik, dan lainnya

c. Penyembuhan primer yang terlambat/ tersier

Ketika luka terinfeksi atau terdapat benda asing dan memerlukan perawatan luka/ pembersihan luka secara intensif maka luka tersebut termasuk penyembuhan primer yang terlambat. Penyembuhan luka tersier diprioritaskan menutup dalam 3-5 hari berikutnya. Misalnya luka terinfeksi, luka infeksi pada abdomen dibiarkan terbuka untuk mengeluarkan drainase sebelum ditutup kembali, dan lainnya.

PROSES PENYEMBUHAN LUKA

Proses penyembuhan luka merupakan proses yang dinamis5. Proses ini tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang bersifat lokal, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh faktor endegon seperti; umur, nutrisi, imunologi, pemakaian obat-obatan, kondisi metabolik6. Fase-fase penyembuhan luka dapat dibagi menjadi tiga fase1,2,5, yaitu;

1. Fase inflamasi

Fase yang terjadi ketika awal terjadinya luka atau cedera (0-3 hari). Pembuluh kapiler yang cedera mengalami kontraksi dan trombosis memfasilitasi hemostasis. Iskemik pada luka melepaskan histamin dan agen kimia vasoaktif lainnya yang menyebabakan vasodilatasi disekitar jaringan. Aliran darah akan lebih banyak ke daerah sekitar jaringan dan menghasilkan eritema, pembengkakan, panas dan rasa tidak nyaman seperti rasa sensasi berdenyut. Respon pertahanan melawan patogen dilakukan oleh PMN (Polimononuklear) atau leukosit dan makrofag ke daerah luka. PMN akan melindungi luka dari invasi bakteri ketika makrofag membersihkan debris pada luka.

2. Fase rekontruksi

Fase ini akan dimulai dari hari ke-2 sampai 24 hari (6 minggu). Fase ini dibagi menjadi fase destruktif dan fase proliferasi atau fibroblastik fase.  Ini merupakan fase dengan aktivitas yang tinggi yaitu suatu metode pembersihan dan  penggantian jaringan sementara. PMN akan membunuh bakteri patogen dan makrofag memfagosit bakteri yang mati dan debris dalam usaha membersihkan luka. Selain itu, makrofag juga sangat penting dalam proses penyembuhan luka karena dapat menstimulasi fibriblastik sel untuk membuat kolagen

Angiogenesis akan terjadi untuk membangun jaringan pembuluh darah baru. Kapiler baru yang terbentuk akan terlihat pada kemerahan (ruddy), jaringan granulasi tidak rata atau bergelombang (bumpy). Migrasi sel epitel terjadi diatas dasar luka yang bergranulasi. Sel epitel bergranulasi dari tepi sekitar luka atau dari folikel rambut, kelenjar keringat atau kelejar sebasea dalam luka. Mereka nampak tipis, mengkilap (translucent film) melewati luka. Sel tersebut sangat rapuh dan mudah dihilangkan dengan sesuatu yang lain daripada pembersihan dengan hati-hati. Migrasi berhenti ketika luka menutup dan mitosis epetilium menebal ke lapisan ke 4-5 yang diperlukan untuk membentuk epidermis

Fase kontraksi terjadi selama proses rekontruksi yang menggambarkan tepi luka secara bersamaan dalam usaha mengurangi daerah permukaan luka, sehingga pengurangan jumlah jaringan pengganti diperlukan. Kontraksi luka terlihat baik diikuti dengan pelepasan selang drainase luka. Pada umumnya, 24-48 jam diikuti dengan pelepasan selang drain, tepi dari sinus dalam keadaan tertutup

3. Fase maturasi

Merupakan fase remodeling, dimana fungsi utamanya adalah meningkatkan kekuatan regangan pada luka. Kolagen asli akan diproduksi selama fase rekonstruksi yang diorganisir dengan kekuatan regangan yang minimal. Selama masa maturasi, kolagen akan perlahan-lahan digantikan dengan bentuk yang lebih terorganisasi, menghasilkan peningkatan kekuatan regangan. Ini bertepatan dengan penurunan dalam vaskularisasi dan ukuran skar. Fase ini biasanya membutuhkan waktu antara 24 hari sampai  1 tahun.

Penyembuhan luka adalah suatu proses yang kompleks dengan melibatkan banyak sel.  Proses dasar biokimia dan selular yang sama terjadi dalam penyembuhan semua cedera jaringan lunak, baik luka ulseratif kronik (dekubitus dan ulkus tungkai), luka traumatis (laserasi, abrasi, luka bakar atau luka akibat pembedahan13. Pada gambar 3 dapat dilihat proses penyembuhan luka dari fase inflamasi, fase proliferatif dan fase maturasi dan pada bagan 1 dapat dilihat bagaimana fisiologi penyembuhan luka.

4. Kemajuan tepi luka

Epitelisasi pada tepi luka memerlukan perhatian khusus terhadap adanya pertumbuhan kuman dan hipergranulasi yang dapat menghambat epitelisasi dan penutupan luka. Beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengontrol hipergranulasi sehingga tepi luka dapat menyatu, antara lain;


  • Pemberian topikal antimikroba untuk mengtasi keseimbangan bakteri
  • Hipertonik impregnated dressing untuk mengendalikan edema dan keseimbangan bakteri
  • Tekanan lokal menggunakan foam dressing dan perban kompresi atau tape fiksasi
  • Konservatif debridemen luka tajam (CSWD)
  • Kimiawi debridemen dengan silver nitrat atau cooper sulfate (dapat menimbulkan ketidaknyamanan dan nekrosis jika tidak digunakan hati-hati)
  • Topikal kortikosteroid

KESIMPULAN

Kerusakan struktur kulit akibat cedera akan menyebabkan luka. Tubuh memiliki sistem pertahanan diri untuk mengatasi luka yang timbul akibat dari cedera melalui beberapa fase proses penyembuhan luka, yaitu; fase inflamasi, fase proliferatif dan fase maturasi. Pada fase-fase penyembuhan luka tersebut akan diperlukan manajemen luka yang baik, Manajemen luka yang baik tidak hanya mengaplikasikan balutan luka tetapi harus dapat melakukan perawatan luka secara total pada klien dengan luka. Manajemen luka yang berkembang pesat saat ini adalah perawatan luka dengan lingkungan luka lembab atau moist wound healing. Untuk menciptakan lingkungan luka yang lembab maka dapat dipilih jenis pembalutan atau dressingyang tertutup (occlusive dressing).

Tujuan dari moist wound healing, mempercepat migrasi sel epitel yang mempercepat penutupan luka, meningkatkan proses granulasi, mencegah infeksi dan mengurangi biaya perawatan. Banyak penelitian yang telah membuktikan keefektifan menciptakan lingkungan luka yang lembab akan mempercepat proses penyembuhan luka. Untuk mempersiapkan dasar luka atau wound bed preparation maka dapat dilakukan tahapan sebagai berikut; manajemen jaringan, pengendalian infeksi atau inflamasi, menciptakan lingkungan luka lembab, dan kemajuan tepi luka atau dikenal dengan wound bed preparation dengan metode TIME (Tissue management, Infection controll, moist healing wound, edge of wound). Metode TIME akan memberikan perawat spesialis perawatan luka mempersiapkan pilihan balutan yang dapat menyokong proses penyembuhan luka, Beberapa balutan yang dapat digunakan dalam moist wound healing dengan occlusive dressing adalah hidrokoloid, hidrofiber, kalsium alginat, foam dan lainnya. Maka manajemen luka dengan  lingkungan luka yang lembab akan mengoptimalkan kesembuhan luka klien.

DAFTAR PUSTAKA

1. Carville K. Wound care: manual. 5thed. Osborne Park:Silver Chain Foundation; 2007.p. 20-9

2. Rainey J.Wound care: a handbook for community nurses. Philadelphia: Whurr Publisher; 2002. p. 10-1.

3. Tortora GJ, Grabowski SR. Structure and function of skin. [Online]. 2010 [Cited 2010 April 20] Availabel from; URLhttp://www.clinimed.co.uk/wound-care/education/wound-essentials/structure-and-function-of-the-skin.aspx

4. Wound Care Solutions Telemedicine. Wounds. [Online]. 2010 [citez 2010 april 31]; Availabel from; URLhttp://www.woundcaresolutions-telemedicine.co.uk/wounddefinition.php

5. Hutchinson J. Phase of wound healings. [Online]. 1992 [Cited 2010 april 20]. Availabel from; URLhttp://www.clinimed.co.uk/wound-care/education/wound-essentials/phases-of-wound-healing.aspx

6. Gitarja WS. Perawatan luka diabetes: seri perawatan luka terpadu. Bogor: Wocare Indonesia; 2008. P. 18-3.

7. Convatec. Moist wound healing. [Online]. 2010 [Cited 2010 April 20]. Availabel from; URLhttp://www.convatec.com/en/cvtus-mstwndheus/cvt-portallev1/0/detail/0/1499/1808/moist-wound-healing.html/

8. Clinimed. Theory of moist wound healing. [Online]. 2010 [Cited 2010 April 20]. Availabel from; URLhttp://www.clinimed.co.uk/wound-care/education/wound-essentials/theory-of-moist-wound-healing.aspx

9. Suriadi. Manajemen luka. Pontianak: STIKEP Muhammadiyah; 2007. P. 34

10. Family practice notebook. Occlusive dressing. [Online]. 2010 [Cited 2010 April 20]. Availabel from; URLhttp://www.fpnotebook.com

11. Rheinecker S. Wound managemen; the occlusive dressing. 2010 [Cited 2010 April 20]. Available from;www.ncbl.nlm.90/articles/PMC1317847/

12. Burrows E. Effectiveness of occlusive dressings versus non-occlusive dressings for reducing infections in surgical wounds. [Online]. 2010 [Cited 2010 April 20]. Availabel from; URLhttp://www.med.monash.edu/publichealth/cce

13. Morrison MJ. Manajemen luka; seri pedoman praktis. Jakarta: EGC; 2003. P. 11-1

14. Becker D. Wound healing. [Online]. 2005 [Cited 2010 April 20]. Availabel from; URLhttp://www.anat.ucl.ac.uk/business/becker1.shtml

15. Kim YC, Shin JC, Park CI, Oh SH, Choi SM, Kim YS. Efficacy of hidrocolloid occlusive dressing technique in decubitus ulcer treatment: a comparative study. Yonsei Medical Journal 1996;37(3):185-181.n

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun