Mohon tunggu...
Zahrina Ghassani Diyanda
Zahrina Ghassani Diyanda Mohon Tunggu... Pekerja Swasta -

Indonesian. Writing for fun. Real Estate & Property Enthusiast. French Fries Addict. Half Moenie Half Kitchi. Happiness is a key! :)

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Kerja di Jakarta Keras, Ya?

25 Januari 2016   13:54 Diperbarui: 25 Januari 2016   14:18 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Macet Jakarta (Source: www.metro.tempo.co)"][/caption]Kalimat pada judul di atas adalah pemikiran saya selama beberapa tahun ke belakang. Perasaan khawatir dan overthinking muncul ketika dihadapkan pada kenyataan untuk memulai mencari nafkah di ibu kota dan meninggalkan kota kelahiran saya, Bandung. Namun, pada dasarnya manusia kadang termakan oleh isu-isu yang masih harus dikupas ulang kebenarannya.

"Orang-orang Jakarta cenderung cuek, San. Mereka fokus dengan kepentingan mereka masing-masing"

"Jakarta itu panas, macet, lho!"

"Jakarta banjir! Lihat aja di berita"

Saya tidak akan munafik karena saya juga sempat memiliki pemikiran seperti ini. Tapi bila kita buktikan dengan kenyataan di lapangan, Jakarta dan kota-kota besar lainnya sama saja. Bandung kota kelahiran saya, dahulu tidak se-macet sekarang, se-panas dan tidak se-banjir saat ini. Pertanyaanya apakah anda masih tinggal di Indonesia? Sayangnya, iya.

Mengapa harus Jakarta? Karena pada kasus saya, memang saya diterima di salah satu perusahaan swasta yang kantor pusatnya ada di Jakarta. Mungkin entahlah dengan alasan orang-orang diluar sana. Karena tinggal di Jakarta tidak ada bedanya dengan tinggal di kota-kota lain. Menurut hemat saya, hal yang perlu kita ubah adalah pola pikir ketika tinggal di suatu tempat jauh dengan kerabat dekat, dengan kata lain anggap saja ini suatu hijrah yang sering dilakukan oleh para Nabi dan nenek moyang kita dahulu.

Sekedar cerita, ketika menginjakan kaki pertama kali di Jakarta saya hanya memiliki satu teman. Orang itu adalah Mba yang menjaga kosan yang saya tempati. Hari pertama kerja pun tidak kenal banyak orang, yah bisa dibilang kenalan ala kadarnya saja. Namun saya masih merasa "i'm totally fine, indeed". Walaupun sempat mengalami banjir rindu dengan teman-teman yang ada di Bandung.

Kenal dengan orang baru tidak sepenuhnya menyebalkan, bahkan tidak sama sekali. Opini orang-orang mengenai warga Jakarta yang 'cuek' terbukti dengan realita ketika saya duduk di mikrolet dan tidak ada satupun yang menyapa saya. Tapi, bukankah ketika anda duduk menaiki angkot di kota anda, tidak ada satupun juga yang tiba-tiba mengajak kenalan, kecuali memang sebelumnya anda kenal. Ataupun ada suatu hal yang mengharuskan anda berinteraksi dengan penumpang lain semisal "Mba/Mas, boleh geser sedikit?". Bukankah begitu? Jadi menurut saya anggapan warga Jakarta yang cuek memang tidak ada teori yang bisa membuktikannya, karna pada harfiahnya perilaku cuek atau tidak kembali kepada pribadi masing-masing dan bagaimana cara anda memulai pertemanan dengan orang-orang.

Mengenai Jakarta yang sangat panas, dan sangat macet. Saya punya sedikit tips buat para penghuni Jakarta mengenai "How to overcome the traffic and weather sydrome in Jakarta".

Pertama, sering-sering buka berita tentang global warming yang ada di website atau koran. Karena saya yakin, tidak hanya Jakarta yang saat ini mengalami cuaca panas ekstrim. Semakin anda baca berita tersebut, anda semakin menyadari dan berpikiran "Okelah, ga cuman gue yang kepanasan, orang-orang di Ethiopia juga kepanasan dan kekeringan, kota-kota yang wilayahnya berada di pinggir pantai juga kepanasan, belum ditambah fenomena El-Nino yang kemarin sempat muncul".Intinya, just face it, guys. 

Kedua mengenai macet, sering-seringlah naik transportasi publik. Saya lebih senang naik TransJakarta dibanding naik taksi (Kalau memang engga genting-genting amat). Selain harganya yang affordable, busway memiliki jalur sendiri yang disaat macet, kita dengan mulusnya jalan di jalur lenggang di sebelah kanan jalan. Sekarang juga sudah merambah aplikasi ojek-ojek online yang bisa mengantarkan anda ke tempat tujuan dengan cara 'selip-selip' dan potong jalan pintas. Fasilitas transportasi umum di Jakarta saat ini udah cukup baik kok. Buktinya saya bisa menikmati dinginnya AC di busway dan shelter yang cukup bersih. Intinya, semakin ada terbiasa diam disuatu tempat, anda akan terbiasa dengan keadaan tempat itu dengan sendirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun