Alhamdulillah.... Akhirnya aku seneng banget nulis 9 tahapan fase kehidupan keluarga versi Duvall yang aku pelajari di Ilmu Keluarga. Awalnya aku sempet "bosen" juga sama ilmu-ilmu keluarga, mungkin karena aku masih ngambil dasarnya kali ya (meski ilmu keluarga yang pertama kali aku ambil, beneran bikin aku klepek-klepek. Yupsz...Gender dan Keluarga). Ya..awalnya aku enggak menaruh minat yang begitu besar, tapi ternyata setelah aku kuliah Perkembangan Keluarga ini beneran banget bikin aku klepek-klepek "lagi". Ya..aku klepek-klepek dan berasa jadi unyu-unyu setiap kuliah, dan selalu pengen caper dengan duduk di depan supaya kebagian sesi diskusi sama dosen. Pertama kali tau mata kuliah ini ya sejujurnya aku bingung sendiri juga, lha apa yang harus dipelajari? Tapi..tapi setelah bab demi bab (dan aku jatuh cinta baru pas pertemuan ke 4) ampun bikin aku nagih banget deh, dan enggak sabar nunggu hari Senin jam 13.00 datang. Oke, jadi bab 4 itu ngebahas tentang Family Stock and Status yang intinya sih ternyata nasib kita sekarang pun dengan keluarga inti kita di masa depan itu ternyata di dukung oleh berbagai faktor. Entah itu faktor sosial, relasi, hingga materi. Lucu deh di bab itu dibahas banget bedanya kehidupan keluarga dari berbagai kelas pun dengan habit yang bikin beda banget. Bahkan gaya pacaranpun antara kelas atas dan kelas bawah BEDA banget, ahaha. That's why... itu tuh nentuin nasib kita banget ke depan. Berawal dari status keluarga yang mengantarkan pada nasib di masa depan, mulailah di kupas bab lain yang enggak kalah menarik, seperti hal-hal apa saja yang harus dipersiapkan/dimantapkan sebelum kita menikah, hingga guncangan/prediksi hal-hal apa aja yang bakal mengganggu prahara rumah tangga. Lanjut materi sesi UAS, emang lebih difokuskan pada Family Life Cycle-nya Duvall. Seperti yang aku jabarin di blog ini. Oke untuk remind lagi aku sebutin tahapan-tahapannya =D.
FaseHarapan/Isteri hamil Keluargadengan bayi Keluargadengan anak usia pra-sekolah Keluargadengan anak usia sekolah Keluargadengan anak usia remaja Launching family Keluargasetengah baya “EmptyNest” Keluargausia tua Oke, mungkin pas baca tahap demi tahapnya kok berasa ideal banget ya? Tapi tenang, bukan berarti kalau enggak bisa menuhin 100% tugas perkembangan berarti enggak berhasil menjalani suatu fase, karena menurut penelitian kami (mahasiswa IKK) amat sangat langka yang persentase keberhasilannya 100%, bahkan ketika persentase keberhasilan menjalankan cuman 75% itu udah bisa dikatakan berhasil. Hanya saja itu cuman acuan aja biar enggak bingung apa yang harus dilakuin pas ngalamin setiap fasenya. Penelitian Duvall ini emang enggak 100% sempurna. Karena enggak setiap individu semulus itu ngelaluin setiap fasenya. Kan ada juga pasangan yang udah nikah lama tapi enggak punya anak, atau pasangan yang cerai dan enggak nikah lagi, atau bahkan kawin cerai sehingga beberapa fase harus kembali diulang di awal pernikahan. Belum lagi yang menikah dengan janda/duda yang harus loncat fase karena ternyata duda/janda tersebut bawa anak dari pernikahan sebelumnya. Intinya pas aku belajar ini, aku berasa seneng bin unyu parah. Dan terus kepikiran kalau suatu saat nanti bakalan ngelaluin setiap fasenya (aamiin) bersama seorang pria yang benar-benar aku cinta dan karena kita tidak sempurna. Oleh karena itu ketika kita suatu saat nanti membentuk keluarga, kita saling melengkapi dan kita bekerjasama, untuk membentuk sebuah tim yang solid bin tangguh, yang pada akhirnya tim tersebut mengantarkan kita pada surga-Nya (aamiin). So..karena aku ngerasa ilmu ini penting banget makanya aku ngerasa dosa dan jahat banget kalau ilmu ini cuman di ketahui sama orang yang ngambil mata kuliah Perkembangan Keluarga/yang menekuni Ilmu Keluarga. Padahal ilmu ini PENTING BANGET untuk diketahui setiap orang. Ya setiap orang. Baik itu yang memutuskan untuk berkeluarga maupun yang tidak. Sebagai penutup aku mau ngucapin makasih banyak buat Alloh SWT, karena berkat-Nya aku udah di kasih kesempatan buat memperdalam Ilmu Keluarga ini. Juga yang enggak kalah penting kepada ke dua dosen yang sangat berjasa yang udah bikin aku jatuh cinta parah sama ilmu ini, dan beneran bikin semangat untuk aku kedepan memperdalam juga ilmu-ilmu keluarga lainnya. Guna dengan memperdalam ilmu keluarga ini, akan terlahir aplikasi-aplikasi dan solusi-solusi untuk mengatasi dan memecahkan permasalahan-permasalahan di negeri tercinta ini, Indonesia bahkan dunia.
Prof. Dr. Ir. Euis Sunarti, MS
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H