Menurut kami film tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan dalam film tersebut berada pada dialog Dilan yang memberikan perkataanseorang guru atau berani menegakan kebenaran. Latar dan nusansa tahun 1990-annya sangat lekat terasa. Selain itu kesan kasmaran anak remaja sangat tergambarkan.Â
Baca juga: Inikah Kejanggalan di Novel Dilan?
Terlepas dari itu ada juga kekurangan film ini. kekurangannya pada visual Dilan yang harusnya badboy itu kurang tergambarkan, lalu pada salah satu adegan ada properti yang membuat suasana 90-annya sedikit kurang terasa yaitu terpampang banner simpati loop di warung Bi Eem.Â
Baca juga: Penulis Novel "Dilan" Ini Layak Ditiru
Selain itu, adegan Dilan yang badboy seperti menjadi panglima di geng motor, melawan kepada guru, itu membuat para penonton harus pintar - pintar dalam mengambil hikmah di film tersebut. Ditakutkan penonton menganggap dan mencontoh perilaku Dilan yang badboy karena dianggap keren.
Baca juga: Berkenalan Lebih Dekat dengan Novel "Dilan, Dia adalah Dilanku Tahun 1990"
Jika dibandingkan dengan novel, lebih banyak kata - kata yang Milea keluarkan dan juga terdapt dialog yang mana terdapat beberapa dialog yang ada di novel tetapi tidak ditampilkan di film. Lalu ada latar yang berbeda, contohnya ketika Milea sedang mencuci sepatu yang novel disebutkan sedang dikamar mandi, sedangkan didalam film Milea sedang mencuci sepatu di halaman belakang rumahnya.Â
Ekapresi Milea di film tidak menampakkan sisi berharap kepada sosok Dilan. Sedangkan didalam novel Milea sangat berharap kepada sosok Dilan dan tidka secuek yang ada di film.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI