Mohon tunggu...
Sania NurJanah
Sania NurJanah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Pendidikan Islam dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Garut

Saya adalah seorang Mahasiswi di Universitas Garut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semangat Tinggi Bocah Badut Penghafal Qur'an

21 Maret 2021   22:16 Diperbarui: 21 Maret 2021   23:09 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudah beberapa bulan pandemi covid-19 belum juga berakhir, akibatnya para pelajar maupun mahasiswa di Indonesia belajar melalui online. Selain itu akibat dari belum berakhirnya pandemi covid-19 menjadikan masyarakat di Indonesia mengalami penurunan ekonomi yang sangat drastis dimana para pedagang mengalami penurunan minat konsumen, para pekerja kantor diberhentikan, angkutan umum kurang penumpang, lowongan pekerjaan sangat sulit,dan lain sebagainya. 

Dalam hal ini tidak sedikit dari masyarakat Indonesia  memanfaatkan masa pandemi covid-19 ini dengan berbagai macam hal yang bermanfaat seperti berkumpul bersama keluarga, berjualan online, memasak makanan sehat, dan hal bermanfat lainnya. Tetapi lain halnya dengan masyarakat kecil yang memanfaatkan waktu masa pandemi covid-19  ini dengan bekerja di luaran sana yang dapat membahayakan diri dan keluarga mereka termasuk anak anak.

dokpri
dokpri
Miris sekali rasanya ketika melihat anak-anak di bawah umur ikut terjun dalam memperbaiki ekonomi keluarganya, mereka memanfaatkan waktu liburnya hanya untuk sesuap nasi dan uang jajan sehari-hari. Mereka rela bangun pagi-pagi hanya untuk menjadi seorang badut jalanan penghibur para pengendara di lampu merah. Semangat yang tinggi tidak menjadi alasan untuk mereka memakai kostum yang tebal serta panas di tengah teriknya matahari dan debu asap para pengendara.

Pada umumnya anak-anak yang terjun ke jalanan masih berstatus sebagai pelajar, ada yang ikut bersama orang tuanya, ada juga yang ikut bersama teman-temannya. Dalam aksinya mereka berdiri di persimpangan jalan lampu merah sambil  menari-nari dengan kostum badut yang mereka sewa dengan speaker sebagai pengiring lagunya. 

Dalam beberapa bulan menjadi seorang badut penghibur jalanan,  mereka berhasil membeli sebuah handphone dari penghasilannya untuk mereka pakai dalam sekolah online, karena selama sekolah online berlangsung mereka tidak mempunyai handphone sebagai sarana belajar, maka mereka ikut belajar bersama tetangga samping rumahnya.

Karena faktor ekonomi yang sangat menurun mereka sebenarnya terpaksa melakukan semua ini, mereka mengatakan jika tidak bekerja maka mereka tidak akan bisa makan dan mendapat uang jajan seperti anak pada umumnya. 

Padahal pekerjaan ini sangatlah berbahaya bagi anak-anak seusiannya, mereka mengaku pernah terkena razia, tetapi dalam selang waktu 3 hari, mereka melakukan aksinya kembali. Orang tuanya mengatakan bantuan dari pemerintah yang di berikan masih kurang untuk menyambung hidup mereka, karenanya mereka terpaksa mengorbankan anak-anaknya untuk ikut bekerja.  

Padahal dalam konvensi Internasional tentang hak-hak anak, jelas disebutkan bahwa mempekerjakan anak-anak dibawah umur adalah suatu pelanggaran berat ( Child Abuse).

Sebelum adanya pandemi covid-19 ini mereka tidak bekerja sebagai seorang badut jalanan di lampu merah, tetapi berprofesi sebagai penjual es biskuit susu keliling. Namun, karena adanya pandemi covid-19 mereka terpaksa hidup dari hasil pemberian orang lain. Tidak disangka ternyata anak-anak badut jalanan itu adalah seorang penghafal al-qur'an. Meski tubuh yang sudah lelah, mereka rutin mengikuti kegiatan mengaji dan menghafal Al-Qur'an di masjid dekat rumah mereka, dengan jiwa yang penuh semangat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun