Prospek Ekonomi Islam di Tengah Kegalauan Sistem Ekonomi Liberal
Oleh: Nur Sania Dasopang
Amerika Serikat yang kini masih bertakhta sebagaimana Negara Nomor Satu di Dunia dengan cadangan Devisa 3,25 triliun dallar AS. Yang memakai system kapitalis yang muncul pada abad 16 yang didorong dengan munculnya industri sandang di Inggris.
Akan tetapi menurut pengamatan dari sejumlah sistem ekonomi yang ada untuk dewasa ini tidak ada sistem ekomi yang murni. Termasuk di dalamnya adalah sistem kapitalis, dengan kata lain bahwa sistem ekonomi yg diberlakukan sudah dikombinasikan dengan sistem ekonomi yang lain.
Isunya sekarang Amerika Serikat mengalami kegalauan karena mempunyai utang yang banyak, masalah ekonomi AS terletak pada utang yang sudah menggunung. Total utang sudah mencapai 16,43 triliun dollar AS atau sudah mencapai 105,59 persen dari produk domestik bruto AS. Pinjaman Negara AS sudah melampaui sebesar 10,2 milliar dollar AS, Sementara batasan maksimal pinjaman negara sebesar 16,394 riliun dollar AS.dan yang paling menarik ada desakan agar total batasan maksimum pinjaman dinaikkan lagi. Mengapa, karena AS harus memelihara pembayaran bunga dan cicilan utang, mempertahankan pengeluaran negara yang kini telah mencapai total 3,54 triliun dollar AS. Apa yang menjadi akar solusi dari akar permasalahan ekonomi AS ini, sepertinya belum ada dan permasalahnya akan semakin parah. Pada 1 januari 2013 ditawarkan solusinya adalah kenaikan pajak dan hal ini sangat didukung oleh peresiden obama, dan sepertinya ini bukanlah akar dari solusi. Tapi hal yang menarik ekonomi AS selamat dari krisis ekonomi yang berat karena China turun tangan memberi dana talangan dan membeli saham perusahaan-perusahaan raksasa Amerika Serikat. Kini terbalik Negara Amerika Serikat yang berutang ke Negara China. jadi dengan kenyataan tersebut dapat disimpulakan bahwa sistem ekonomi yang sudah di terapkan di belahan dunia ini belum bisa menjawab sistem ekonomi yang terbaik. Dan perlu untuk dicermati negara berkekutan ekonomi yang paling tertinggi yaitu Amerika Serikat yang menjadi Nomor satu saja mengalami krisis global.
Negara China yang menjadi Nomor dua, jepang urutan ke tiga, Jerman nomor empat dan Inggiris nomor lima sementara Indonesiamasih urutan ke 16 di dunia, ini masih jauh tertinggal dari pertumbuhan ekonomi negara-negara lain. Untuk pertumbuhan perekonomian Negara Indonesia lebih cepat meningkat perlunya ada sistem yang mengaturnya, saat ini sudah hadir sistem ekonomi. Akan tetapi bagaimana sekarang pertumbuhan ekonomi islam di indonesia masih jauh dari yang diharapkan, menurut penulis perlu sistem ekonomi Islam ini lebih jauh diperhatikan oleh pemerintah. Persoalanannya disini bakan sebatas pada halal haramnya suatu sistem, namun perlu digaris bawahi bahwa adanya sosialiasi yang cukup untuk menghilangkan kesan bahwa ekonomi islam hanya untuk kalangan tertentu saja yaitu umat Islam, padahal yang sesungguhnya ekonomi islam bisa diterapkan untuk semua kalangan. Disini berarti bahwa orang-orang di luar islam pun dapat menerapkan sistem ekonomi islam, akan tetapi seluruh khalayak masyarakat Indonesia. Ekonomi syariah memang yang paling terbaik dan cocok serta memberikan manfaat besar untuk masyarakat Indonesia.
Disisi lain untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia, agar mampu bersaing dengan negara-negara lain. Maka penerapan Ekonomi syariah yang membagi keuntungan dan resiko bersama antara perbankan dan nasabah diharapkan mampu sebagai solusi untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Karena ekonomi syariah dianggap mempunyai masa depan yang sangat cerah. Ekonomi islam tidak berpihak kepemilik modal saja tapi ekonomi islam juga mengkomodir kopentingan para buruh dan masyarakat kecil. Ekonomi syariah yang berhasil lolos dari krisis financial global menjadi tempat baik untuk pertumbuhan.
Saat ini, ekonomi syariah memang belum memegang pranan besar dalam pertumbuhan ekonomi. Industry ekonomi syariah diperkirakan telah tumbuh 19 persen sejak tahun 2006. Tercatat aset yang dikelola syariah sebesar 1,3 triliun dollar AS pada tahun 2012. Pertumbuhan perbankan syariah tidak bisa lagi diabaikan. Sampai oktober 2012, statistic perkembangan perbankan syariah, menurut data Bank Indonesia, menunjukkan peningkatan. Hal ini terlihat dari pelayanan perbankan syariah yang semakin luas tersebar di Indonesia. Dan nyatanya ekonomi syariah ini masih banyak kalangan yang belum faham betul. Sebagaian kalangan berpendapat hanya sebagai bentuk dakwah saja. Hal ini sangat perlu diperhatikan kembali, menurut pengamatan penulis sosialisasi ekonomi syariah ini belum maksimal hal ini dibuktikan dengan ekonomi syariah belum terlalu dikenal samapai ke pelosok-pelosok. Dan langkah selanjutnya perlu untuk disosialisasikan secara maksimal. Agar masyarakat betul-betul faham dengan system ekomi syariah ini.
Dan satu hal perlu di catat lagi adalah untuk membantu ekonomi syariah ini dengan adanya lembaga non bank salah satunya Asuransi syariah, asuransi syariah adalah asuransi sebagai alat pemindahan risiko murni dari tertanggung adalah orang atau perusahaan yang menghadapi suatu risiko, dan penanggung adalah orang atau perusahaan yang mengkhususkan diri memikul resiko dapat menampung kerugian yang dapat timbul berbagai oleh adanya risiko.
Yang paling perlu untuk di cermati sampai sekarang belum ada Undang-undangyang khusus mengaturnya masih berlandaskan kepada undang-undang Nomor 2 tahun 1992, berbeda dengan lembaga non bank lainnya salah salunya adalah Masar Modal syariah, untuk saat ini sudah lumayan banyak fatwa-fatwa yang bertambah tetapi kekutana fatwa itu tidak mengikat untuk mufti apalagi untuk kalangan banyak orang. Sebagai Negara demokrasi kekuatan tertinggi adalah undang-undang. Regulasi ini sangat pentingIni terbukti pertumbuhan ekonomi pasca undang-undang perbankan no. 21 tahun 2008 sesuai dengan pengakuan Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Halim Alamsyah pada Seminar akhir tahun Perbank Syariah di Gedung Bank Indonesia Jakarta senin 17 Desember . total aset perbankan Syariah pun telah mencapai Rp. 178, 6 triliun, atau 4,4 persen di tambah aset BPRS yang sebesar Rp. 4,46 Tiriliun. Jadi jumlah keseluruhanya adalah 183, 06 triliun. Pertumbuhan aset ini sesuai dengan priyeksi yang dibuat tahun sebelumnya yaknin mencapai kisaran Rp. 177, 8-205, 8 triliun.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H