Mohon tunggu...
Tisna Prenanto
Tisna Prenanto Mohon Tunggu... profesional -

Alumni UGM dan Pendidikan Pemuda Lemhannas RI Angkatan III, Saat ini saya sedang belajar tentang CSR dan Kesejahteraan Sosial pada program Magister di Universitas Indonesia. Selain itu aktif menjadi pengurus Junior Chamber International Indonesia (National Vice President), aktif sebagai Pendamping Sosial Ekonomi Masyarakat, serta Konsultan dalam bidang CSR, GCG dan Risk Managemet di Jakarta \r\n\r\nKontak : 085647770712\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ketahanan Nasional atau Ketahanan Kekuasaan?

4 Oktober 2011   07:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:21 247
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai pertahanan langsung terlintas dibenak penulis adalah kekuatan militer yang siap tempur dimedan perang. agak lebay memang pikiran saya ini, mungkin pikiran ini juga pernah menggerogoti kita.

Ketahanan Nasional tidak hanya identik dengan kekuatan militersaja ternyata, namun pertahanan diri untuk tetap bertahan hidup. Ketahanan pangan merupakan salah satu bagian dari mempertahankan diri untuk hidup. Ketahanan pangan disetioap daerah berbeda beda, di Papua, menggunakan sagu sebagai makanan pokok, jawa, banyaknnya beras mejadikan bahan makanan pokok. Indonesia memang kaya akan budaya dan beraneka macam pula wujud memeprtahankan hidup.

Ketahanan Nasional tidak hanya identik dengan ketahanan pangan dan militers saja, namun Mempertahankan ideologi sangat lah dibutuhkan. Ideologi yang berlandaskan semangat Pancasila hendaknnya juga diperjuangkan demi terciptannya kekeuatan, ruh yang seberannya, yang akan mampu memperkuat jati diri setiap warga negara.

Ketahan ideolgi merupakan hal yang terpenting di dalam era globalisasi seperti ini.

Namun apa yang terjadi sekarang dengan Ketahanan Nasional?

Dieroa Demokrasi seperti ini, orang berlomba lomba menuju titik kepuasan , setelah kaya, kekuasaan bagian yang terpenting dari gaya hidup. meskipun berbeda latar belakang dan tidak mempunayi jiwa dan kemampuan memimpin. Lihat lah apa yang terjadi di negri ini. Seorang ekonom misalnnya berambisi menjadi seorang pimpinan partai politik, dosen berkeinginan berambusi menajdi walikota bahkan presiden. yang menjadi pertanyaan, apakah teroi dikampus bisa dimplimentasikan di lapangan dengan mudah?

Semoga kebangkitan Pancasila ini dijadikan Semangat ketahanan nasional yang sesungguhnnya dan nantinnya bisa berguna bagi masyarakat.

Salam Indonesia

Tisna Surya AP

IKAL LEMHANNAS RI III

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun