Mohon tunggu...
Tisna Prenanto
Tisna Prenanto Mohon Tunggu... profesional -

Alumni UGM dan Pendidikan Pemuda Lemhannas RI Angkatan III, Saat ini saya sedang belajar tentang CSR dan Kesejahteraan Sosial pada program Magister di Universitas Indonesia. Selain itu aktif menjadi pengurus Junior Chamber International Indonesia (National Vice President), aktif sebagai Pendamping Sosial Ekonomi Masyarakat, serta Konsultan dalam bidang CSR, GCG dan Risk Managemet di Jakarta \r\n\r\nKontak : 085647770712\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Rp. 20.000 untuk Bisa Bertatap Muka di Rutan

14 Februari 2011   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:37 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_90654" align="aligncenter" width="680" caption="Ilustrasi/Admin (claysheriff.org)"][/caption] Baru saja jam 9 lewat tadi, saya jenguk temen yang kena kasus napza di Rutan kelas IIA Y*********.  Cuma mau berbagi pengalaman saja nih... Pertama kalinnya saya dan teman-teman jenguk dan masuk rumah tahanan.  Setiba di parkiran,  kita disambut tukang parkir dan membayar Rp. 1 000, kemudian kami masuk untuk melakukan pendaftaran agar bisa bertemu dengan temen saya dengan membawa kertas warna pink dari kejaksaan. Sambil menunggu antrian, kami duduk bareng dengan seorang ibu yang kakannya kena kasus uang paslu, dan ada juga ibu yang anaknnya kena kasus pengelapan mobil, mereka bercerita jika mau melakukan pendaftaran tidak menunjukkan kertas kuning dari kejaksaan yang berwarna pink itu, harus bayar Rp 20.000. Kemudian ibu itu bercerita juga bahwa di dalam jika mau ketemu langsung juga wajib bayar Rp.20.000,- maka kami pun berenam juga menyiapkan Rp. 20.000. Untungnya kami membawa kertas pink dari kejaksaan sehingga kita tidak bayar. Setelah pendaftaran kami pun menunggu beberapa menit, kemudian kami pun dipanggil namun diminta meninggalkan KTP. Akhirnnya kami masuk dan semua barang-barang kami Termasuk Kamera, tas, jaket handphone harus dimasukkan ke loker yang sudah disediakan sehingga kami bisa masuk. Setelah menaruh tas bawaan, kami hanya boleh membawa barang oleh-oleh buah dan makanan ringan yang bisa kami bawa masuk   dan kami diminta memakai ID card kunjungan yang sudah disediakan oleh petugas. Setelah mengalungkan ID card kami pun disambut petugas jaga (tidak tahu namannya) dan ditanya "mas, mau jenguk bisa bertemu langsung atau melakukan prosedur standar dengan bertatap muka di balik kaca",  saya langsung bilang yang bisa bertemu langsung saja dan petugas tersebut bilang  kalau bisa bertemu langsung harus bayar adminitrasi dan kami pun menyanggupinnya. setelah menunggu akhirnnya kami pun bisa bertemu temen kami,...ngobrol ngobrol nbentar, dan kami pun diminta membayar Rp.4o.000 karena kami berenam. Setelah beberapa saat kemudian kami diminta untuk pulang karena waktu sudah habis dan kami pun pergi meninggalkan penjara itu. Di dalam penjara banyak cerita menarik mulai dari suap suapan,  kekaraban sesama tahanan dan seluk beluk ketidakadilan, misalnnya saja penyebaran uang paslu bisa dihukum 4-5 tahun (dalam benak saya mending jadi gayus aja ya...sekalian korupsi milyaran hanya di kasih hukuman 3.5 tahun saja) Saya tak boleh bawa apapun jadi ini pengalaman dari  ingatan saya tadi,  jadi saya tidak bisa menujukkan ke publik foto-foto, dan rekaman misalnnya. Semoga bisa menjadi catatan dan mebuat hukum di negeri kita lebih baik serta BERKEADILAN !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun