Mohon tunggu...
Macg Prastio
Macg Prastio Mohon Tunggu... Buruh - Blogger

Rakyat Konoha

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Babak Baru Kehidupan Kita

14 November 2023   17:24 Diperbarui: 14 November 2023   17:59 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Robot AI Mengajar(Sumber Depositphotos)

Dulu kita hidup dalam keterbatasan dan kekeliruan, kita hidup dalam kelompok serta terbatas dalam pergerakan dan pengetahuan. Sehingga kita sangat berhati-hati, jika bepergian atau berada di luar kelompok. Proses pemahaman kita pun hanya sebatas diri sendiri dan kelompok. Perseteruan dalam diri dan kelompok lebih bisa dikendalikan. Tapi di luar kelompok adalah perang, serta kesalahan-kesalahan kita sepanjang perjalanan umat manusia yang terus kita lakukan.

Jika salah membuat strategi dalam berburu, maka nyawa menjadi taruhannya. Salah memilih jalan hidupnya, seorang anak muda depresi lalu bunuh diri. Salah dalam mengambil kebijakan, maka negara berada diujung kehancuran. Kita kemudian dapat bertahan, walau dengan berdarah-darah.

Penderitaan dan kesalahan-kesalahan di masa lalu, kemudian mendorong kita untuk memperbaharui setiap langkah kehidupan. Dengan menyadari bahwa, pilihan-pilihan dan kebijakan-kebijakan yang keliru itu, telah menyebabkan banyak sekali penderitaan. Baik sebagai individu atau kelompok.

Kini keterbatasan dan kekeliruan itu bisa diatasi, sedikit demi sedikit. Berkat kemauan untuk terus berbenah dan berubah. Kita mampu menciptakan satu kecerdasan yang baru, serta dapat membantu manusia untuk keluar dari persoalannya. Kecerdasan buatan yang kita kenali itu adalah, teknologi AI.

Sekarang teknologi AI baru digunakan untuk membuat alat-alat perang. Tapi dalam waktu dekat kita tidak pernah tahu, bahwa teknologi AI dapat mendamaikan perang. Teknologi AI berkembang lebih jauh lagi, bukan hanya sekedar membantu untuk membuat perjanjian berakhirnya perang yang dapat dilanggar. Namun bisa mendamaikan secara emosional, dengan memahami perasaan masing-masing kedua belah pihak.

Dalam perkembangannya, sekarang teknologi AI perlahan mulai memahami perasaan manusia. Dengar mendengar dan memantau segala aktivitas kita melalui HP yang kita pegang. Memang belum terlalu mampu untuk menjawab persoalan kita sekarang. Namun baru menjawab persoalan kita saja, kita sudah ketakutan akan bahaya teknologi AI di masa depan.

Yuval Noah Harari berkata dalam bukunya yang berjudul Homo Deus. Algoritma lah yang berperan penting di balik teknologi AI ini. Secara tak di sadari, algoritma ini merekam dan mulai memahami persoalan kita. Bayangkan, berkat algoritma kita mampu melihat sahabat kita yang sedang tiduran di London. Jika kemajuan secara fisik sudah terpenuhi, bukan tidak mungkin teknologi AI kemudian menjamah sisi emosional kita.

Misalnya dengan hal sederhana yang biasa kita sering lakukan, adalah tes kepribadian. Dengan menjawab dan memilih gambar ini, kami akan menjelaskan kepribadianmu. Ketika judul tersebut lewat di beranda HP kita, tanpa berpikir panjang kita langsung menekan layar pada HP kita. Kita akhirnya mulai mengikuti apa yang diarahkan olehnya.

Dari hal apakah ia dapat menjelaskan kepribadian manusia. Kemudian dengan begitu mudahnya ia mengatakan bahwa, dengan kepribadian anda yang istimewa itu, kami akan mengarahkan bagaimana anda harus bersikap. Serta tujuan hidup seperti apa yang harus anda pilih.

Teknologi AI tersebut memahaminya dari data-data yang kita unggah setiap hari ke internet. Baik itu foto-foto atau hanya sebuah status tentang kegembiraan ketika mendapat beasiswa ke luar negeri. Sekarang kita memahaminya, sebagai sesuatu yang hal tak berbahaya. Tapi yang tidak kita sadari adalah, bahwa algoritma AI sedang merekam semua data kita dan mempelajarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun