Mohon tunggu...
Macg Prastio
Macg Prastio Mohon Tunggu... Buruh - Blogger

Rakyat Konoha

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden adalah sebagai Representasi

23 Oktober 2023   14:40 Diperbarui: 23 Oktober 2023   14:47 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber. Media Indonesia/Seno

Hiruk pikuk seputar berita, calon presiden dan calon wakil presiden masih terus menjadi perbincangan hangat, di negeri tercinta kita ini. 

Dengan drama-drama yang dimainkan para elite politik, tentang siapa calon presiden dan siapa calon wakil presiden, tidak heran menjadi topik yang paling banyak dibicarakan di Indonesia. 

Semua kalangan terlibat dan tidak terlewatkan membahas topik ini. Memang harus, karena semua warga negara, ingin dipimpin oleh pemimpin yang berkualitas.

Sejauh yang diketahui, terakhir calon presiden Prabowo Subianto telah mengumumkan siapa wakil yang akan mendampinginya nanti. Dan pasangan calon presiden dan wakil presiden lainya sudah di tetapkan oleh masing-masing koalisi mereka. Menarik untuk ditunggu, apakah ada kepentingan-kepentingan terselubung, dengan siapa mereka berkoalisi, bangsa dan negara ini dipertaruhkan.

Dilihat dari sudut pandang seorang Arthur Schopenhauer si filsuf pesimis. Dalam karyanya, Dunia Sebagai Kehendak Dan Representasi. Ia mengatakan, kehendak sebagai dorongan buta yang tidak disadari, dan representasi sebagai pen justifikasi kehendak. Apa yang dilakukan para elite politik, tentang pencalonan presiden dan wakil presiden, hanyalah sebuah  ilusi semata, menutupi kehendak mereka, yang mendorong secara diam-diam.

Di samping sikap optimis, pasti ada pula sikap pesimis yang dirasakan oleh para warga negara. Kemungkinan sikap pesimis itu, jauh lebih besar dari sikap optimis. Sikap pesimis ini terletak pada kehendak, kehendak itu terus bergerak tanpa ada tujuan pasti dan dapat menyebabkan penderitaan. Kehendak memainkan mereka untuk terus berkuasa, dengan representasi bahwa, mereka berjanji untuk mengentaskan kemiskinan. Salah satu kalimat representasi yang selalu sering kita dengar.

Apakah drama, penetapan dan pemilihan calon presiden dan wakil presiden yang ditetapkan oleh partai politik. Murni sebagai, karena mereka cukup kredibilitas, atau memilih siapa sosok yang menarik simpati masa. Atas dasar kehendak buta tadi, para elite berusaha mencari sosok yang menarik simpati masa. Dengan representasi, mencari sosok yang berpengalaman di bidang hukum, yang kita tahu selama ini, hukum di negeri ini tajam ke bawah. Atau sosok yang lebih muda, karena anak muda perlu diberi kesempatan, meskipun kemampuannya perlu dipertanyakan.  

Faktor kehendak inilah yang terus menerus mendorong para politisi meraih kekuasaan dengan cara apa saja. Dengan kebijakan-kebijakan yang sudah kita ketahui bersama, itu adalah sebuah representasi. Korupsi, kemiskinan, dan birokrasi yang rumit, adalah wujud nyata dari hasil tidak langsung sebuah kehendak buta. Sehingga politisi berjanji lagi, membuat visi dan misi yang baru lagi, dan memilih pemimpin yang baru lagi. Seorang petani kecil berkata bahwa, pemimpin baru lagi, masalah yang lama lagi.

Kata Aristoteles, "harapan adalah mimpi dari seseorang yang terjaga." Seperti sebuah mimpi yang tidak akan pernah terwujud. Untuk mencari pemimpin yang benar-benar menyejahterakan rakyat. Menyelamatkan rakyat dari kemiskinan dan korupsi, adalah sebuah utopis di negeri kita ini. Yang nyata kehendak terus bergerak, mendorong mereka meraih puncak kekuasaan dengan nama mereka yang bertuliskan tinta emas. Sangat susah untuk mandi di kubangan lumpur, meskipun telah memakai sabun dan parfum yang super wangi.

Terakhir, para politisi sekalian, bahwa kehendak itu nyata, kehendak bisa dirasakan melalui intuitif. Ego dan nama besar partai politik kalian tolong dikesampingkan untuk kepentingan rakyat. Carilah pemimpin yang bukan hanya mencari simpati masa, agar supaya eksistensi kalian tetap terjaga. Namun juga bisa memperbaiki nasib rakyat. Rakyat telah bosan dengan representasi-representasi kalian yang terselubung dalam kehendak untuk terus menerus berkuasa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun