Mohon tunggu...
Sang Shafa
Sang Shafa Mohon Tunggu... -

Just another kompasiana user.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[Bukan] Cinderella

21 Oktober 2015   14:32 Diperbarui: 21 Oktober 2015   14:47 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Malam ini akan kulantunkan sebuah melodi, melodi yang telah mengalun lembut bersama untaian-untaian cerita tentang kita. Tentang aku, kamu, dan bintang, tentang ribuan detik yang telah kita lewati bersama.”

Ingatan Yazid kembali terusik akan kehadiran Keyla yang perlahan masuk kedalam dunianya, dunia yang sama sekali tak ingin dia bagi dengan siapapun, yang membuat hatinya terasa sakit, sakit yang aneh. Ada sesuatu bergerak lebih dari biasanya, didalam dadanya. Ada rasa senang yang teramat sangat, memberikan efek lain yang sedikit menyiksa, sesak karena sulit terkendali. Sakit yang sulit didefinisikan bagaimana ia berwujud, mengganggu harinya yang seharusnya ceria.

“Aku baru saja mengenalnya, tapi ini seperti sesak yang menahun. Hentikan, harus segera dihentikan. Aku tak ingin bayangnya mengganggu malamku yang biasanya tak sekacau ini. Berdegup demikian berdegup, sesak seperti ada yang mengganjal dihatiku. Tuhan terlalu naifkah jika ini kunamakan rindu?!”

“Segera harus kuakhiri ini semua, Dia harus tahu apa yang sedang Aku rasakan!”

Yazid menghela nafas panjang kemudian meneguk sisa capucino dengan sekali tegukan, malam yang sempurna.

=====

Matahari mulai keluar dari peraduan, beranjak naik meninggalkan sisa-sisa gelap semalam, bau tanah basah sisa hujan semalam menjadi pelengkap keindahan pagi. Sepagi itu pula Yazid sudah terlihat berlari-lari kecil dihalaman depan rumahnya melepas peluh keringat yang tersimpan diantara pori-pori kulit, meregangkan otot-otot yang tegang setelah semalaman suntuk bergaul dengan studio.

Hari ini rencana telah disiapkan Yazid, bertemu dengan Keyla kemudian mengungkapkan semua isi hatinya. Yazid mengakhiri sesi olahraganya pagi ini berbarengan dengan terik matahari yang mulai meninggi. Lalu bersiap untuk menemui pujaan hati.

Deretan kursi di salah satu café yang cukup ternama itu masih terlihat kosong, hanya beberapa pramusaji terlihat berlalu lalang, belum terlalu ramai pengunjung rupanya. Sementara itu disudut sana, pojok kiri dekat meja kasir, terlihat Yazid duduk sendiri, seperti sedang menunggu seseorang.

"Ah… sepertinya Dia tidak datang. Apa sebaiknya aku pulang..." Berkali-kali Yazid menengok arloji dipergelangan tangannya, lalu sesekali melihat kearah layar handphonenya. Hingga 20 menit kemudian, sosok yang ditung-tunggu akhirnya datang juga. Yazid tak sanggup memandangnya, wajah ayu, rambut lurus dengan aura yang berpendar dari sorot matanya, Dia wanita muda yang sempurna. Perempuan tinggi semampai itu bergerak mendekat kearah meja dimana Yazid duduk menunggu.

“Maaf lama menunggu, tadi ada insiden kecil di jalan, sudah lama menunggu?” Keyla menggeser kursi, lalu duduk bersebelahan dengan Yazid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun