Mohon tunggu...
Sangresi Purba
Sangresi Purba Mohon Tunggu... -

suka bola dan musik

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sepotong Kalimat di Pulau Itu Hanya Sebutir Peluru

29 November 2016   17:59 Diperbarui: 29 November 2016   18:08 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maafkan aku sodaraku kalo aku katakan sepotong kalimat itu hanyalah sebutir peluru ..... hanyalah sebutir mercon orang orang mencari cari siapa yang menembakkannya, siapa yang membantingnya. 

Makhluk seperti apakah mereka, raksasakah yang semakin meraksasa oleh demokrasi copy paste dan sistim ekonomi yang rohnya materialisme. yang melahap segala laba dan pundi pundi harta karun negri, di lautan, pantai patai, daratan, lembah, bukit dan gunung gunung Itu bukan kehendak orang seorang entah kuning coklat atau hitam tapi keniscayaan yang lahir dari cara kita bernegara ini. Sementara orang orang yang serba lemah, yang terlihat tetap ndeso dan rela miskin yang tak amuk walo terlempar ke ruang ruang sempit di sudut sudut sejarah. yang tak dikenali lagi perjuangannya di sekolah dan buku buku sebab selalu dituding tuding sumbang dan tak toleran 

Seorang sepuh dengan retorik yang menggetarkan. Wahai para raksasa jangan kalian terus teruskan, pandai pandailah menahan diri kekuatanmu itu bisa menjadi keserakahan yang tak tertandingi, maka jangan  kalian terus teruskan wahai orang orang yang dipemimpinkan, hiburlah orang orang lemah itu santunilah dengan ucapan, senyuman dan keputusanmu jangan kalian geser geser, jangan kalian serahkan semua jangan lagi kalian geser geser harta karun kekayaan negeri ini ke persaingan bebas demokrasi copy paste yang mulai bergerak ke wujud demokrasi korporasi yang kelak akan mampu membeli apa saja yang diingini yang kuat akan semakin kuat, yang lemah akan semakin lemah geliatnya seperti dua lempeng bumi, benturannya tak akan bisa diduga duga, tak akan bisa dihitung hitung oleh akal pikiran manusia kapan menjadi gempakapan menjadi tsunami kalo ada tsunami kecil pasti ada yang besar, yang lebih besar, yang lebih besar lagi 

Nasehat seorang sepuh dengan cintaku kepadamu aku ucapkan kata kataku hutung hitunglah kembali Ahok itu hanya sebutir peluru ... hanya sebutir mercon karena itu wahai orang orang yang sedang dipemimpinkan bertemulah untuk bermusyawarah. 

Maafkan sodara sodaraku jika aku cemas Salam ...... Salam ...... Salam

Selamat dan damai bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun