Mohon tunggu...
Sang pengoceh
Sang pengoceh Mohon Tunggu... -

Ada na gau..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita di Pangkuan Sandaran Tunggu Stasiun Kereta..

11 Agustus 2012   07:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:56 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Sandaran tunggu terlarik panjang memangku ribuan macam obrolan, menopang kesabaran akan datangnya gelincir roda besi dari gerbong ekonomi perjalanan..

Aku disini dengan topi baretta yang itu lagi dan itu lagi, terus jadi penyaksi akan sikutan sibuk dari para memahluk yang tak bisa diam dalam khusyuk..

Kepulan candu asap rokok dari para lelaki yang tak pernah tahu aturan..

Lengking suara pengasong yang selalu gemetar akan usiran peluit keamanan..

Penjaga toilet umum yang sedang asyik menghitung tumpukan keping-keping uang recehan..

Gerombolan pengemis jalanan yang terus meratapi uluran tangan iba dari para pejalan..

Beberapa pasang mata yang terus mengintai sejuta kesempatan dalam kesempitan..

Gontaian langkah para pemulung yang tampak resah diantara tebaran sampah sisa-sisa buangan..

Sekawanan anak sekolah yang menikmati pelarian dari rumitnya pelajaran..

Juga beberapa security tataran yang masih tampak setia mengawasi segala macam ancaman...

Aku masih di sini dengan topi baretta yg itu lagi dan itu lagi, hanya terdiam dari amatan indera pada semua kejadian nyata yang
terpampang di depan mata..

Aku disini, di sandaran tunggu stasiun kereta....
Tg.Priok, Jakarta,270312

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun