Mohon tunggu...
Sang Pengelana
Sang Pengelana Mohon Tunggu... -

Berkelana dari waktu ke waktu untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Mengejar impian tak akan pernah berakhir.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kritik Saudara dengan Cara Kasar; Kritik Orang Lain dengan Cara Halus

24 November 2016   00:53 Diperbarui: 24 November 2016   01:12 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar : https://i.ytimg.com/vi/7D5CsVAwVC0/maxresdefault.jpg

“Kalau dikritik, berarti sayang. Kan saudara.”

Capek deh. 

Saya sih bukannya tidak suka orang mengritik. Saya malah senang ada kritik datang. Itu berarti orang lain peduli. 

Hanya saja, saya tidak menyukai cara dalam menyampaikan kritik. 

Saya ragukan kalau saudara saya memang menyayangi seperti yang dia bilang. 

Bicara dengan rekan sejawat, atau dengan bawahan, malah bertolak belakang. 

Kata “tolong” selalu tidak pernah lepas dari perkataan. 

Beda terhadap saudara. 

Langsung to the point.

“Don, Sini.” (Ampun, tadi suruh tidur, sekarang malah suruh keluar kamar lagi datangi dia. Baru juga membaringkan diri di kasur.)

“Ambilkan piring …. “ (Saya memang anak bungsu di keluarga, tapi bukan berarti saya itu jongos. Kalau Ibu atau Ayah yang menyuruh, tanpa perkataan “tolong” pun tidak masalah, meskipun saya punya teman yang membiasakan mengucapkan “tolong” kepada istri dan anak-anaknya.)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun