Mohon tunggu...
Fajri Karel
Fajri Karel Mohon Tunggu... Advokat -

Advokat berintegritas

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ubin yang Tak (Mau) Retak

25 September 2018   13:06 Diperbarui: 25 September 2018   13:24 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Angin berhembus mengibaskan rokku. Baunya cukup mengganggu. Sebab, membawa polusi kendaraan yang memadati Jalan-jalan Kota Makassar dipagi hari. Tangan kananku melingkar merangkul lelaki paruh bayah yang sedang mengayuh sepeda. Ia mengenakan baju tipis yang ia peroleh dari pembagian tim pemenangan calon Walikota pada pilkada beberapa bulan lalu.

Sesekali kusandarkan kepalaku dibadannya. Badannya beraroma buah anggur, bau metilantranilat dari sabun 'merk harmony' seharga Rp. 1000,- yang kubeli dari warung dg.

Sia dekat rumahku beberapa hari yang lalu. Dia adalah Tata' ku (panggilan bapak Makassar). Tata'ku hendak pergi bekerja mengaduk semen menyusun bata untuk membangun apartemen mewah di Boulevard sekalian mengantarku ke Sekolah.

Untuk sampai disekolahku, kita harus menyusuri lorong-lorong jalan sempit dengan jalan yang berlubang, sepeda Tetta berhenti tepat didepan bangunan Tua bercat hijau yang telah pucat tampak disekeliling dinding luarnya dihiasi oleh karya seni vandalisme anak-anak disekitar sekolah "ambillah ini nak, jajan secukupnya", ayahku memberikan uang kertas pecahan seribu  sebanyak 3 lembar.

Segera kuberlari masuk keruang kelas, hari ini saya sangat bersemangat dan antusias ke Sekolah. Sebab, pagi ini akan ada kegiatan dari kakak-kakak Indonesian Future Leader (IFL) Makassar. Pekan kedua IFL mendampingi SD Muhammadiyah Rappocini untuk kegiatan-kegiatan stimulus untuk siswa.

Seperti biasa, setiap kegiatan seperti ini pasti dilaksanakan diteras masjid dekat sekolah, karena walaupun siswa di SD Muhammadiyah Rappocini jumlahnya sedikit namun tak ada ruangan yang besar untuk menampung seluruh siswa yang berjumlah 78 orang. Sekolahku berdiri ditanah sempit dan diapit oleh pemukiman warga. 

Diusianya yang cukup uzur, bangunan sekolahku yang tua ini sudah tidak berdaya lagi untuk direnovasi. Hanya ubin baru ini masih elok kuliat membuatku bersemangat untuk belajar.

2-5ba9cfc3aeebe1157c338129.jpg
2-5ba9cfc3aeebe1157c338129.jpg
Adalah "Obat Manjur" komunitas yang akan belajar bersama kami hari ini, ucap kakak-kakak komunitas. Dari namanya, kukira kami akan disuntik lagi sebagaimana petugas Puskesmas menyuntikkan VaksinRubella beberapa pekan lalu.

Vaksin yang cukup heboh didunia maya dan lumayan membuat kami trauma akan rasa sakit jarum suntiknya. Obat Manjur ternyata adalah akronim dari "Orang Hebat Main Jujur".

Sebuah komunitas anak muda yang peduli dengan anti korupsi, komunitas ini turut serta dalam kampanye pencegahan tindak korupsi melalui kegiatan edukasi menggunakan boardgame yang dikombinasikan dengan kegiatan bernyanyi dan berdongeng.

Setelah satu persatu kakak-kakak agen Obat Manjur memperkenalkan diri, terlebih dahulu kami para siswa diberikan arahan save breafing terhadap gempa bumi. Kami mendapatkan banyak keseruan hari ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun