Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

The Islamic Cashflow Quadrant (1)

30 November 2011   14:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:00 555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Orang yang menaklukkan orang lain adalah hebat, orang yang menaklukkan dirinya sendiri adalah orang yang berkekuatan dahsyat”. Dr. Lyndon

Pendahuluan.

Islam sebagai tata nilai, tata laku dan tatal laksana kehidupan dan pembentuk budaya dan peradaban berkeadilan dalam bidang muamalat, sosial dan politik. Islam menjadikan umat (warga negara)nya adalah mereka yang merdeka dari belenggu-belenggu thagut yang di ciptakan sendiri oleh manusia.Thagut merupakan penyembahan terhadap benda, sistem nilai, budaya dan peradaban yang menafikan kekuasaan Allah swt dalam mengatur kehidupan alam semesta.

Thagut dapat berasal dari berbagai peradaban ummat manusia. Baik sebelum pra sejarah dengan animisme maupun penciptaan tuhan berbentuk materi yang dipahat dari kayu, emas, pualam.Seperti yang dilakukan oleh masyarakat Jahiliyah Makkah dengan tuhan latta, uzza. Maupun patung anak lembu dari emas yang dapat mengeluarkan suara hasil rekaan samiri. Salah satu pengikut nabi Musa As yang memalingkan Bani Israil menyembah Allah Swt dan mengikuti syariat Nabi Musa As.

Islam dengan doktrin mengesakan Allah dan menghapuskan penghambaan terhadap selain-Nya. Memiliki implikasi atas kepemilikan atas sumber daya ekonomi yang ada di bumi. Bumi adalah amanah bagi manusia untuk dikelola dan diberdayagunakan untuk mengesakan Allah dan menciptakan kemakmuran yang terdistribusi secara merata sesama manusia. Kekayaan materi dalam Islam adalah amanah yang dipertanggungjawabkan mulai dari mendapatkannya sampai membelanjakannya.

Islam sebagai sebuah doktrin dan ajaran hari ini mulai pudar dan menipis dalam kehidupan dan nafas kehidupan ummat. Islam dalam ajaran menjadi penggebrakan kejumutan peradaban pada tahap awal perkembangan dengan menghapuskan tuhan rekaan dan menlenyapkan eksploitasi sistematis dalam bidang ekonomi.

Namun hari ini malah menjadi bagian penghambat peradaban bagi sebahagian pemeluk yang tidak memahami Islam secara baik. Bukti nyata adalah Kekalahan ummat Islam dalam bidang ekonomi finansial. Dalam majalah forbes yang mengumumkan 500 orang terkaya, maka tidak sampai 50% adalah ummat Islam.

Hal ini telah redupnya prinsip, metode dan kebijakan berekonomi berbasiskan Islam. Seakan ekonomi telah tercerabut dari akar Islam dalam semua transaksi ekonomi. Bukti ontentik adalah Hampir tiap rumah tangga Islam terlibat dalam transaksi berjangka dengan kredit berbunga. Menabung pada perbankan ribawi dan berbelanja di tempat-tempat yang menggunakan kredit ribawi. Membeli produk-produk yang hampir semuanya mengguankan sistem ribawi.

Hal ini mengapa terjadi. Kenapa dan bagaimana bisa Umat islam itu adalah miskin dan bodoh dan berada pada bangsa-bangsa sedang berkembang. Seakan umat islam itu adalah mereka yang hidup di pinggir kali. Sampai dimanakah islam menjadi doktrin perubahan untuk kemaslahatan dan kebaikan bagi makhluk?

Kajian ini adalah sebuah bentuk jawaban bahwa kekayaan dan penguasaan ekonomi itu adalah milik umat islam yang telah hilang dari genggaman. Karna kita terseok-seok dalam lingkaran setan kemiskinan dan keterbelakang. Dalam pandangan karl max tidak lepas dari budak-budak kapitalisme. Namun lebih jauh bahwa kita telah berwali (bergantung, bekerjasama, menyerahkan urusan, minta tolong) kepada yang seharusnya kita tidak berwali .

Apapun profesi kita dan juga aktivitas kita sebagai salah satu untuk memenuhi peran kekhalifahan di muka bumi maka saatnya untuk merenung? dan memikirkan bahwa benarkah kita telah termerdekakan seperti ketika kalaimat syahadatain kita ucap di penghujung solat sebelum salam?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun