Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Puncak Tarian di Altar Keyboard Laptop (1)

8 Juli 2012   17:53 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:10 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Laksana menyaksikan sebuah persembahan dari pertunjukan tari kolosal. Penuh dengan atraksi-atraksi yang membuat decak kagum dan juga kepuasan penonton. Kepuasan penonton akan berhubungan langsung dengan kepuasan para penari. Ada aura positif yang mengalir dan memasuki setiap insan yang terlibat dalam tari kolosal.

Begitu juga dengan menari di Altar keyboard laptop. Ketika satu demi satu jari jemari melahirkan sebuah tarian kolosal yang nanti disaksikan oleh banyak orang dan juga sang kreografer. Tari yang berasal dari pemikiran yang menyatu dengan hati dan emosi melahirkan kepuasan bathin tersendiri. Ketika pemikiran tidak menyatu dengan hati dan emosi maka ia melahirkan sebuah tarian yang memenatkan dan tidak enak dipandang apalagi dinikmati.

Kemudian pertanyaan keluar bagaimana menari di Altar keyboad laptop? apakah yang harus dilakukan oleh sang kreografer? dan berbagai pertanyaan yang membutuhkan sebuah jawaban indah dan menawan hati bagi siapapun yang berkendak untuk terus menari lewat penampakan kata dalam kalimat dengan diksi nan rupawan.

Tiada kata instan untuk menjadi penari, dan membutuhkan latihan demi latihan dengan penghayatan. Itulah petuah dari para penari dan maestro tari. Petuah ini berlaku universal bagi siapapun untuk menekuni dunia menyusun aksara menjadi kata, berkulindan dalam ide membentuk wajah kalimat nan ayu. Menggelontorkan paragraf demi paragraf mencoba merayu setiap mata yang mampir untuk melihat. Menebar kebaikan dan manfaat untuk panduan dalam gulita malam kehidupan.

Maka tahap demi tahap latihan mesti dipenuhi dengan sepenuh hati. Tiada kada untuk berhenti apalagi mati suri. Haruskah mati dan tidak melahirkan sebuah tarian kolosal dan masterpice? Mari mulai dan meneruskan latihan.

Aksara O (Organisasi)

Dimanpun keberadaan seorang penari dialtar keyboard tidak bisa melepaskan diri dari organisasi. Namun dalam latihan ini untuk dapat membuat sebuah tarian membutuhkan organisasi, yups sekali lagi organisasi. Kenapa mesti ada organisasi, inilah daya ungkit utama, karena sendiri terkadang motivasi akan menurun dan hilang. Apakah yang mesti diorganisasikan ketika menari di altar keyboad laptop?

Organisasi ide. Sebuah ide mesti diorganisasi, karena awal sebuah tulisan berasal dari ide. Tanpa ide maka tiada tulisan mengalir. Kehabisan ide adalah sebuah ide, begitu kata beberapa penulis hebat pernah berucap dalam kata. Dimanakah ide mesti di organisasikan saat ini? Mulai lah dari status facebook, kicauan twitter atau catatan di HP. Kalau tidak lagi di dunia maya kemanakah mesti di organisasikan ide, masih ada bloknote, potongan kertas, bungkus rokok dan terkadang mesti mencoret dinding.

Ketika ide demi ide telah ada maka langkah selanjutnya adalah menyusun ide demi ide menjadi gagasan utama. Menggunakan peta pikiran adalah hal yang terbaik-penulis sering menggunakan metode ini, dalam tulisan menari dialtar keyaboar laptop menggunakan peta pikiran-untuk menyusun kepingan demi kepingan. Lewat peta pikiran maka ide demi ide menyatu dalam kesatuan utuh. Setelah utuh maka mulailah merangkai kata demi kata yang mengalir sahdu membentuk gerakan menari di altar keyboard. Berikanlah musik kesukaan untuk menambah syahdu dan gairah. Kemudian langkah selanjutnya adalah:

Aksara P (Punishment and Publikasi)

Memberikan hukuman memiliki dampak positif dalam mendisiplinkan diri. Terkadang kelalaian menyapa para penari. Terkadang kemalasan merayu para penari. Terkadang ketakutan menghampiri penari. Maka langkah memberikan hukuman layak untuk diberikan. Karena setiap hukuman memberikan sisi positif, selama hukuman itu mendidik dan bukan menjerumuskan kepada arah lebih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun