Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis (10)

21 Desember 2011   05:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AMATI SEKALI LAGI

If you know the enemy and know your self, you need not fear the result of a hundread buttles. If you know your self but no the enemy, for every victory gained you will also suffer a defeat. If you know neither the enemy no your self, you will succumb in every batlle.

Sun Tzu

Setelah menulis ada sebuah kewajiban terakhir untuk menghasilkan tulisan yang memiliki kualitas baik dan bagus. Kewajiban ini adalah pengamatan secara seksama. Beberapa penulis memberikan sebuah saran dan menyatakan bahwa ketika menulis dilarang untuk mengamati tulisan dan melakukan penyuntingan. Tindakan tersebut adalah tindakan haram untuk penulis ketika sedang menulis. Proses penyuntingan dilakukan diakhir tahapan proses penulisan.

Seperti memasak kegiatan menulis serupa tapi tidak sama. Dimana ada proses mencicipi masakan. Barangkali masih terasa kurang garam dari masakan yang telah Anda buat. Mencoba mencicipi dan mengetahui bumbu yang masih kurang dan mesti ditambah sebelum dihidangkan kepada tamu.

Begitu juga dengan tulisan Anda. Setelah menyelesaikan tulisan, artikel, buku ini adalah masa untuk melakukan pengamatan secara seksama. Berlaku sebuah kaidah menjadi editor bagi tulisan sendiri. Sebagian penulis menyerahkan penyuntingan tulisan ketangan editor penerbit atau editor yang dibayar khusus. Sebuah petuah bijak dari beberapa penulis, ketika Anda telah menetapkan menjadi penulis maka tugas utama Anda adalah menjadi penulis dan bukan penyunting tulisan. Serahkanlah kepada editor yang telah memiliki keahlian tersendiri.

Jika tulisan Anda telah terhidang di hadapan pembaca maka ia menjadi berita, informasi dan fakta yang tidak terelakkan. Berbagai tanggapan akan datang sebagai sebuah dinamika sebuah tulisan Anda. Ada beberapa tahapan untuk melakukan pengamatan tulisan Anda.

Melihat dari paradigma berbeda

Segala sesuatu memiliki cara pandang atau paradigma terhadap suatu persoalan. Paradigma mempengaruhi bagaimana Anda menulis. Paradigma berasal dari bahasa Yunani. Stephen R. Covey menjelaskan bahwa paradigma adalah sebagai sebuah peta yang bisa diartikan dengan model, teori, persepsi, asumsi, atau kerangka acuan.

Dalam pengertian yang lebih umam, paradigm adalah cara “melihat” dunia. Dimana bukan pengertian secara visual dari rindakan melihat. Melainkan berkaitan dengan persepsi, mengerti dan menafsirkan.

Sebuah tulisan yang Anda buat merupakan hasil paradigma tentang sesuatu hal. Dimana orang lain memiliki teori berbeda dan memandang berbeda. Ketika menulis buku ini ada beberapa pendekatan paradigma yang digunakan.

1.Paradigma pembaca. Apa yang diharapkan dari pembaca tentang seni dan cara menulis. Apa manfaat bagi saya ketika membaca buku ini? Metode apa yang paling efektif untuk menjadi penulis hebat? Dan berbagai pertanyaan lainnya yang berhubungan dengan kebutuhan dan juga keinginan dari pembaca tentang sebuah buku yang akan dibeli. M. Mufti Mubarok memberikan sebuah panduang untuk melihat perbedaan antara trend dan kecendrungan. Tren pembaca memilih buku menggunakan bahasa yang mudah, praktis. Sedangkan kecendrungan memilih buku yang telah diperbincangkan oleh banyak kalangan.

2.Paradigma penerbit. Apakah buku tentang menulis ini memiliki pasar dan menguntungkan. Penerbit mempunyai kebijakan tersendiri tentang menerbitkan sebuah tulisan. Ketika tulisan Anda tentang keislaman maka penerbit adalah yang memiliki komitmen tentang keIslaman.

3.Paradigma penulis. Apakah buku ini bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan menulis. Apa nilai-nilai yang melandasi tulisan. Metode apa yang digunakan dan model yang efektif untuk dapat diterima oleh pasar.

Setelah melakukan melihat dari berbagai cara pandang, maka munculkan titik temu satu sama lain yang saling membutuhkan. Begitu juga ketika menulis dan menjadi penulis hebat. Ada sebuah konsepsi bersama tentang sebuah tulisan bagus dan bermanfaat di berbagai bidang. Ketika tulisan Anda menjadi tulisan bagus dalam bidang seni dan teknik menulis, maka paradigma saintis tulisan anda bukan apa-apa.

Ruh Tulisan

Sebuah tulisan merupakan susunan aksara yang saling berkaitan satu sama lain membentuk makna. Makna yang berwujud kalimat demi kalimat yang menjadi paragraph. Dari susunan paragraph menjadi sebuah artikel, buku, novel, cerpen.

Setiap tulisan memiliki cakupan penulisan. Membatasi permasalahan yang dibahas dan menjadi focus utama tulisan Anda. Proses editing dan penyuntingan memperhatikan cakupan dan focus pembahasan adalah tahap awal. Selanjutnya Anda melakukan pemindaian nilai manfaat tulisan yang telah jadi.

Sebuah tulisan akan memiliki nilai bermanfaat ketika ia memiliki cakupan pembahasan yang utuh, sistematis dan tersambung dari satu kalimat ke kalimat lain. Dari satu paragraph ke paragraph lainnya. Dari satu bab ke bab selanjutnya.

Ketika Anda pada tahap awal menulis tanpa melakukan editing dan penyuntingan, ada beberapa kelemahan:

1.Cakupan pembahasan yang tidak utuh.

2.Kesalahan tulisan yang bersifat teknis penulisan, berupa ejaan, kesalahan ketik. Seperti kata datang menjadi dating.

3.Peletakan kalimat utama dengan kalimat pendukung yang saling tumpang tindih dan tidak menyatu.

4.Ketidak sesuaian benang merah dan ketidaksinambungan pembahasan utama dengan sub pembahasan.

Sistematika penulisan

Sebagai penulis memiliki sistematika penulisan yang mampu menyampaikan pesan kepada pembaca. Dalam ilmu komunikasi ketika pesan tidak tersampaikan kepada penerima pesan, maka proses komunkasi gagal.

Begitupun dengan tulisan. Ketika tidak bisa menyampaikan pesan yang Anda sampaikan kepada pembaca, maka tulisan Anda telah gagal. Terdapat dua dasar utama sistematika penulisan. Pertama fiksi dan non-fiksi. Masing-masing memiliki metode dan cara berbeda dalam menulis. Fiksi memiliki sistematika yang lebih luwes dan dinamis. Karya fiksi seperti novel, cerpen, puisi, cerbung, merupakan sebuah bentuk dinamis yang lahir dari keahlian penulis. Sedangkan tulisan non-fiksi mempunyai ketentuan penulisan yang diatur berdasarkan kaidah penulisan ilmiah, ilmiah populer.

Beberapa tips mudah untuk mendapatkan hasil terbaik dalam editing dan penyuntingan tulisan adalah:

1.Membaca kesalahan ejaan.

Hal ini membantu untuk mengurangi kesalahan tulisan seperti kata datang menjadi dating akibat dari autocoret computer.

2.Menentukan kalimat utama dan kalimat pendukung.

3.Memperhatikan benang merah tulisan dan kesinambungan satu paragraph dengan paragraph.

4.Menelusuri literature tambahan untuk menambah kekayaan pembahasan.

5.Langkah selanjutnya adalah melakukan perbaikan dengan menambahkan literature dan membuat catatan-catatan tambahan untuk perbaikan

6.Melakukan pembacaan terakhir yang melingkupi keseluruhan tulisan.

Mungkin Anda memiliki tips melakukan sebuah pengamatan tentang sebuah tulisan untuk melakukan penyempurnaan. Mari tuliskan.

Saya ingin anda mengamati sebuah tulisan dan memberikan sebuah catatan

Supir pasak bangku

Begitu lampu hijau menyala, maka tuas kopling dengan enjoynya kembali ketempat semula naik kepermukaan yang hampir satu menit lebih dinjak oleh sang kaki teman setia setiap hari menemani antara Tanah Abang-Jatinegara. Kemudian tidak lupa tuas gas menekan untuk menghasilkan tarikan yang hanya sekali-kali tidak menekan dan itupun ketika penumpang naik dan turun di halte atau di lampu merah sedang menyala. Kadang-kadang mesti berbagi pijakan dengan rem yang selalu menjadi nomor dua ketika aku bersamanya dan kadang aku nomor dua ketika ia bersama tuas kopling. Tidak mengapa aku senang di madu olehnya. Ada saat kopling bergerak keatas sebelum itu gigi prosneling pertama telah bekerja menanti aba-aba sang kopling. Tidak ada kata tunggu dari solar untuk tidak bekerja dibantu oleh nozel dan juga gerakan seirama piston-piston dan juga semprotan busi-busi untuk menghasilkan gerakan dan ritme yang serupa tapi tak sama. Begitu lamu hijau menyapa tangan sang supir bergerak memutar bulatan untuk bisa berpacu untuk mendapatkan penumpang yang telah melambai di halter salemba UI yang sama. Teman-teman setiaku yang kadang dengan senang hati menyapa terima kasih pak. Dan tidak sedikit yang mengucapkan ucapan cacian, umpatan, kemarahan dan juga nada ketus protes karna aku mesti mengejar setoran. Memutar stir kekiri dan kekanan, tekan gas kencang, pijak rem mendadak dan juga tekan kopling pindah prosneling gigi adalah keahlian dalam pacuan untuk mengejar setoran. Kalau hari ini setoran kurang maka Pasak Bangku akan tidak ada lagi esok hari untuk mencukupi beli kopi susu di kedai babe dan sebatang rokok Dji Sam Soe. Karna bos tahu setoran pas dan kalau dapat berlebih, karna kami (Supir Pasak Bangku dan Kondektur Tanah Abang menunggu) ibu bapak, nona, kang, mas, uda, uni, calon dokter, bidan, karyawan, notariatan sebagai penumpang tidak ada jaminan hukum dari pengacara, jaminan berobat dari dokter, tidak ada tunjangan seperti karyawan, tidak punya bisnis seperti uda dan uni. Maka kami akan tetap menjadi raja jalanan selama kami bisa. Untuk mu Supir Pasak Bangku terima kasih telah menghantarkan ku dari kehidupan berbuat untuk kebaikan namun di balas dengan aneka cacian dan umpatan. Serial tulisan "Kampus Warung Babe Salemba UI". Jum'at 12/10/2010, dipublish di www.muhamadyunus.blogspot.com.

Tulisan sebelumnya :

Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 1

Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 2

Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 3

Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 4

Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 5 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 6 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 7 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 8 Puasa Bicara, Berbukalah dengan Menulis 9

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun