Mohon tunggu...
Muhammad Yunus
Muhammad Yunus Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kemandirian Pilar Dalam Kebersamaan Saling Berpadu

Penggiat Ekonomi Syariah terapan, dan Pertanian Organik Terpadu berbasis Bioteknologi. Sehat Manusia, Sehat Pangan, Sehat Binatang, Sehat Tanah, Air dan Udara.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penyapu Jalan

4 Februari 2010   04:06 Diperbarui: 26 Juni 2015   18:06 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Azan subuh itu belum berkumandang, hanya ada suara bacaan alquran yang sayub-sayub terdengar dari beberapa mesjid yang memutar dari kaset dan mp3. Suara-suara binatang malam dan aroma pagi yang nyaman di tambah setelah di guyur hujan.

Perlahan sampah itu bergerak di jung sapu, dedaunan yang sudah masanya berhenti produktif untuk hari ini menggugurkan diri dibantu oleh belaian sang angin, di tangisi oleh hujan dan embun pagi. Sret-sret bunyi ujung lidi yang menayatu mengumpulkan daun-daun tua dan beberapa kantogn plastik sisa aktivitas manusia.

Bajunya putih dengan topi di kepala, berpacau dengan waktu sebelum mentari terbenam jalanan harus bersih, karna nanti ia yang mengambil kebijakan di negri ini akan lewat dan berkata "pekerjaan saya telah menghasilkan karya" dan lupa untuk berkata "petugas kebersihan yang paling berjasa"

Penyapu jalan amatlah mulia, melaksanakan pancaran iman, walau di gaji dari sistem kerja sewa (outsorcing) dari pihak ketiga. Dan kadang mesti meninggalkan panggilan kemenangan di mesjid dan mushalla dekat bekerja.

Ketika tahu bos bahwa berhenti bekerja untuk menghadap sang Kuasa, maka terimalah amarah, cacian, dan juga omelan bos sekaligus kata kita putus (pemecatan dari tempat kerja). Apalah daya ijazah ada hanya sebatas sd, atau smp saja. Karna kerja mesti punya ijazah tinggi sarjana. Mau bisnis kecil-kecilang sering di kerjar oleh trantib.

Inilah realita dan fakta aku yang hanya punya tenaga dan upaya menjadi penyapu jalanan di ibukota Indonesia yang kaya raya (penipuan, korupsi, kolusi, derai tawa mereka yang sok suci)

Terima kasih sahabat telah engkau paparkan bagaimana menyapu sampah negri ini dengan dedikasi kerjamu sebelum subuh yang kami nanti.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun