Belajar adalah sebuah keinginan untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab atas amanah dan anugrah yang diberikan oleh yang Maha Kuasa. Belajar menentukan bagaimana seseorang akan melahirkan sikap, perilaku dan kebiasaan. Akumulasi ini menciptakan budaya yang saling bersinergi satu sama lain.
Komponen utama dalam belajar meliputi semua indra manusia. Di topang dengan sistem memori bernama otak yang memiliki kemampuan luar biasa. Banyak model dan bentuk kupasan tentang kemampuan otak yang kita miliki. Ada yang menyatakan bahwa otak kita ibarat raksasa tidur. Namun otak tetap menjadi sebuah alat yang mampu mengalahkan super komputer secanggih apapun.
Bagian terpenting dari proses belajar adalah menjadi murid pertama. Terutama bagi penulis yang mencoba menyampaikan banyak makna lewat rangkaian aksara. Bagaimana sebuah tulisan sebelum sampai di ranah publik sebagai instrumen belajar, ia menjadi bahan belajar bagi murid pertama yakni penulis itu sendiri.
Ketika penulis tidak menjadi murid pertama dari kegiatan menulis, maka ia akan mengalami keterasingan dari apa yang ada dalam dirinya. Keterasingan ini menciptakan sebuah kebiasaan ketidak jujuran dalam hidup terutama dalam menulis. Penyakit ini menjadi virus yang sangat mematikan kreativitas.
Dalam ruang lingkup akademik, di kenal dengan istilah plagiatisme. Dimana ada penjiplatan seluruh atau sebahagian dari karya orang lain, tanpa menuliskan sumbernya. Kenapa hal ini terjadi? Penyebab utamanya adalah bahwa ketika ia menulis dalam proses belajar bukan menjadi murid pertama.
Dalam dunia blog, penyakit tidak mampu menjadi murid pertama dalam tulis menulis adalah kebiasaan dalam copy paste dari blog orang lain, tanpa mengolah ataupun mencantumkan sumbernya.
Menjadi murid pertama dari tulisan sendiri akan menciptakan kemampuan untuk terus belajar memperbaiki diri, mengkritisi diri. Dengan kemampuan memperbaiki diri maka lahirlah karya tulisan yang bermanfaat dimulai dari diri sendiri dan beresonansi bagi pembaca.
Mari menjadi murid pertama dari tulisan kita sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H